LenteraInspiratif.id | Batu – Jalur pendakian Gunung Arjuno-Welirang ditutup sementara. Hal itu tak lepas adanya mahasiswa yang meninggal di jalur Sumberbrantas, Kota Batu.
Kabar penutupan sementara jalur pendakian ini dibenarkan Kepala Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo Ahmad Wahyudi. Hal itu dilakukan untuk mempermudah proses penyelidikan yang dilakukan kepolisian.
“Untuk pendakian dari Sumber Brantas, ditutup sementara pasca-kejadian adanya mahasiswa meninggal dunia. Penutupan dilakukan untuk mempermudah proses pengumpulan data,” kata Wahyudi, Senin (21/8/2023).
.
Dirinya juga tidak mengetahui secara pasti sampai kapan jalur Sumberbrantas, Kota Batu itu ditutup.
“Minggu depan kami evaluasi lagi,” kata Ahmad Wahyudi.
Dalam pemberitaan sebelumnya, seorang mahasiswa tewas saat melakukan pendakian di Gunung Arjuno, Minggu (20/8/2023). Korban ditemukan terbujur tak bernyawa di Pos 2 jalur pendakian Sumberbrantas, Kota Batu.
Korban diketahui bernama Yodeka Kopaba (21) warga Kubu Tapi, Sei Rotan Batu Taba, IV Angkek Agam, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara. Dia merupakan mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya (UB).
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kota Batu, Agung Sedayu mengatakan, penemuan mayat ini berawal dari informasi dari Tahura untuk melakukan evakuasi jenazah pada sekitar pukul 10.40 WIB.
“Kemudian kita berkoordinasi dengan PMI dan Damkar untuk melakukan evakuasi,” ucapnya, Minggu (20/8/2023).
Namun karena jalur pendakian yang tidak bisa dilalui mobil jenazah, BPBD Kota Batu akhirnya mengerahkan kendaraan dobel kabin.
“Ternyata mobil jenazah sulit menjangkau lokasi, akhirnya kita kerahkan kendaraan dobel cabin,” tuturnya.
Dugaan sementara korban meninggal dunia karena mengalami hipotermia atau kedinginan. Namun untuk kronologi pastinya masih dalam penyelidikan oleh pihak Kepolisian.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Batu, AKP Yussi Purwanto menuturkan, untuk mengetahui pasti penyebab kematian Yodeka Kopaba, petugas akan melakukan visum.
“Kami akan melakukan lidik peristiwa ini dan visum untuk diketahui pasti penyebab kematiannya. Untuk visum kami juga harus menunggu persetujuan keluarga,” jelas Yussi Purwanto. (Ji)