Bisnis

Intip Pengrajin Bambu Mojokerto, Omsetnya Mencapai Puluhan Juta

Hasil kerajinan bambu

Lenterainspiratif.id | Mojokerto – Bagi sebagian orang, pohon bambu mungkin tidak ada nilai ekonomis untuk dijual. Namun ditangan Masrukhan (52) pohon bambu dapat dijadikan kerajinan dengan omset penjualan mencapai puluhan juta rupiah.

Pria pemilik R Khan Art Studio di Dusun Ngares Wetan, Desa Ngares Kidul, Gedeg, Kabupaten Mojokerto ini telah menekuni bisnis kerjinan bambu selama 3 tahun. Namun saat ini dirinya mampu membuat lapangan pekerjaan baru untuk tetangganya.

Awalnya, Masrukhan merasa banyak bambu yang belum dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat. Jiwa pelukis didalamnya menuntun dirinya untuk bereksperimen terhadap kerajinan bambu ini.

“Basic saya pelukis, saya berupaya supaya bisa memanfaatkan bambu ini sehingga saya bereksperimen sendirian,” kata Masrukhan kepada detikJatim, Sabtu (13/8/2022).

Semua jenis bambu dapat disulap oleh Masrukhan menjadi perabotan yang artistik. Mulai dari bambu apus, bambu ori, sampai bambu Jawa.

Adapun produk miliknya paling laris yaitu tumbler cutom stainles dan bambu buatan R Khan Art Studio yang dibanderol Rp 160-200 ribu. Masrukhan juga memproduksi berbagai perabotan berbahan bambu yang tak kalah artistik. Baik yang menggunakan bambu murni maupun custom.

Pengrajin bambu
Pengrajin bambu

Satu set teko berbahan bambu murni ia banderol Rp 375 ribu. Terdiri dari 1 teko, 6 sendok 1 wadah gula dan 6 gelas yang semuanya berbahan bambu. Masrukhan menggunakan teknik khusus untuk membuat permukaan dalam teko dan gelas mengkilap. Tentu saja tanpa menggunakan zat kimia sehingga aman untuk wadah minuman.

Tas tangan wanita berbahan bambu murni ia patok Rp 250-700 ribu, tuperware etnik Rp 60 ribu, satu sendok dan garpu Rp 20 ribu, serta mok custom stainles dan bambu lengkap dengan tutupnya Rp 90 ribu.

“Kelebihan produk saya ada kontur lengkung pada permukaannya. Kalau di marketplace berupa tabung begitu saja. Pemesan juga bisa mendiskusikan desain sepuasnya sampai benar-benar cocok,” jelasnya.

Dalam menjalankan bisnisnya, Masrukhan juga memberdayakan emak-emak di kampungnya untuk memproduksi sendok dan garpu berbahan bambu. Sehari, para emak-emak ini mampu menghasilkan 100-200 sendok. Sedangkan kapasitas produksi tumbler 8 buah per hari. Saat ini, rata-rata omzet bisnis bambu yang ia tekuni mencapai Rp 20 juta per bulan.

“Pemesan biasanya instansi beberapa dinas di Pemkab Mojokerto, beberapa perusahaan BUMN, bank, biasanya untuk cenderamata. Yang paling diminati tumbler, serta mok klasik dan modern. Ada juga pesanan custom teko listrik dari Bandung,” ungkapnya.

Untuk menjaga kualitas produknya, Masrukhan rajin berkonsultasi dengan Export Centre Surabaya. Ia juga menerima dukungan dari Disperindag Kabupaten Mojokerto berupa bantuan mesin grafir dan sender. Ke depan, ia ingin mengembangkan kerajinan bambu untuk membuat rumah.

“Saya ingin industri bambu ke arah seperti membuat furniture dan rumah knock down,” pungkasnya. (Diy)

Exit mobile version