Lenterainspiratif.com, SLEMAN — Viral video seorang nenek ditendang dan diseret di sebuah pasar di Sleman menjadi trending topik di jagad maya. Kecaman dari netizen bermunculan. Mereka menyayangkan tindakan pria dalam video itu.
Diketahui nenek berkaos biru itu bernama
Rubingah. Ia ternyata hidup sebatang kara disebuah rumah yang memprihatinkan.
Rumahnya di Dusun Kranggan II Jatitirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman. Mengenaskannya lagi, di rumah itu juga tidak terpasang listrik.
“Ibu Rubingah itu warga saya, warga Kranggan I tetapi bertempat di Kranggan II,” ujar Kepala Dusun Kranggan I Jatitirto, Kecamatan Berbah, Suharmadi, Kamis (23/1/2020).
Ia menceritakan, Rubingah selama ini menjalani hidup di Dusun Kranggan II Jatitirto, Kecamatan Berbah seorang diri. Rubingah hidup sendiri setelah cukup lama berpisah dengan suaminya. Saat ini, suaminya tinggal di Lampung bersama anaknya.
“Tadi pagi anaknya saya telepon, dan sudah lihat videonya, cerita sama saya sambil menangis. Minta tolong sama saya, bagimana baiknya,” ungkapnya.
Semenjak berpisah dengan suami dan anaknya, Rubingah terlihat pendiam. Rubingah juga jarang berada di rumahnya.
“Jarang pulang ke rumah, sering jalan kaki keliling. Ya bisa dikatakan begitu (depresi) karena sudah lama pisah sama anak dan suaminya, mungkin sekitar 15 tahun,” urainya.
Di Dusun Kranggan I, Rubingah termasuk warga dalam kategori tidak mampu. Bahkan untuk rumah yang ditinggali Rubingah juga tidak ada listrik.
“Sudah lama tidak ada listrik (di rumah Rubingah), rumahnya kan seperti itu,” bebernya.
Selama ini, Rubingah mendapat penghasilan jika ada orang yang memintanya memijat. Namun itupun tidak setiap hari.
“Ya kadang ada yang memberi, kadang cari sendiri biasanya memijat, tapi kan tidak pasti. Raskin dulu dapat, sekarang dapatnya (bantuan) kalau pas ada zakat atau kegiatan sosial organiasi, ini tadi ada dari anggota DPRD datang kesini memberikan bantuan,” ungkapnya.
Tetangga Rubingah, Duel Umara (65) mengatakan, nenek berusia 60 tahun ini sering keluar rumah dengan berjalan kaki. Pulang ke rumah juga tidak tentu.
“Komunikasi (dengan warga) jarang, ya hanya mondar-mandir jalan kaki,” ujarnya.
Selama ini, sepengetahuannya, Rubingah tidak pernah diam-diam mengambil saat menginginkan sesuatu dari warga. Rubingah selalu meminta secara baik-baik.
“Kalau ada keperluan mau minta apa selalu ngomong. Kemarin Saya baru rapat RT, bilang minta makanan, ya selalu bilang, nembung,” jelasnya. (tim)