
Lenterainspiratif.id | Kediri – Puluhan peternak ayam di Desa Plaosan, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri banyak yang gulung tikar lantaran harga pakan naik drastis.
Salah satu peternak yang masih bertahan adalah H Slamet (64) mengatakan, ada sekitar 40 peternak ayam yang berhenti beroprasi dikarenakan mahalnya harga paka.
“Jadi dari puluhan peternak ayam petelor di Desa Plaosan, kini hanya tinggal 5 peternak yang masih bertahan, termasuk saya,” kata H Slamet saat ditemui di rumahnya, Sabtu (28/5/2022).
Slamet mengaku jika harga pakan yang semula 390 ribu rupiah per sak (kg), sekarang mencapai 575 ribu rupiah kilogramnya.
“Harga pakan memang sangat memberatkan peternak. Dari harga 390 ribu naik menjadi 575 ribu. Kenaikan hampir 185 ribu per sak nya,” imbuh H Slamet.
Para peternak terpaksa menaikkan harga dari 19.000 rupiah menjadi 24.500 rupiah per kilogram dari kandang peternak.
“harga telor dari kandang memang naik mas. Sebelumnya 19 ribu, sekarang naik menjadi 24.500 rupiah,” ujar H Slamet.
Di Desa Plaosan sendiri saat ini banyak yang beralih menjadi pedagang telor. Karena kandang mereka sudah tidak diisi ayam lagi.
“Jadi banyak peternak yang beralih profesi. Yang tadinya peternak sekarang menjadi pedagang telor,” kata H Slamet.
Di pasaran sendiri stok telor memang sedikit. Pasalnya selain pasokan telor dari kandang berkurang, juga banyak peternak yang tidak lagi mengisi kandangnya dengan ayam.
Harga telur di pasaran saat ini dijual pedagang berkisar 27 ribu rupiah per kilogram. Padahal sebelumnya hanya 25 ribu rupiah per kilogram.
“Kami hanya berharap kepada instansi terkait, agar harga pakan segera turun. Karena terus terang, jika harga pakan terus melambung, tidak menutup kemungkinan banyak lagi peternak yang akan menyusul gulung tikar,” tandas H Slamet. (Tin)