Mojokerto | Lenterainspiratif.id – Reog Ponorogo Shatrio Tunas Mudo Mojokerto, menyajikan pertunjukan Kepada masyarakat Wringinanom Gresik Jaw Timur Sabtu (08/11/2025).
Tak tanggung tanggung, empat reog sekaligus tampil dihadapan setidaknya ribuan masyarakat Wringinanom Anom Gresik, acara tersebut di gelar di halaman rumah bapak Achmad Jainuri dalam rangka merayakan khitan putranya.
Tak hanya empat reog berukuran dua meter lebih, tarian nan epik para jatil cantik juga menghiasi pagelaran reog Ponorogo asal Mojokerto . Penampilan semakin menarik saat ditambah atraksi sembur api dari pengganong yakni pak man, Eko, dan Heru.
Bukan hanya atraksi sembur api, gerakan lincah saat saltopun memukau penonton yang memadati halaman rumah bapak Achmad Jainuri.
Sebelum acara berakhir, ketiga putra bapak Jainuri sempat menaiki kepala reog Ponorogo yang di iringi dengan gamelan rancak yang menggabungkan suara kendang, gong, kenung, dan angklung.

Achmad Jainuri selaku warga yang memiliki gawe, menjelaskan bahwa alasanya mempersembahkan kesenian reog Ponorogo selain memperingati sekaligus rasa syukur atas di khitanya putranya juga bertujuan melestarikan budaya Indonesia.
“ Yang jelas warga senang serta terhibur atas adanya kesenian reog di sini,” katanya.
Selain itu, Ketua umum Reog Shatrio Tunas Mudo Mojokerto usai acara menjelaskan bahwa uri uri budaya amatlah penting termasuk melestarikan sekaligus memasyarakatkan seni reog.
“ Selain menambah pundi pundi rejeki untuk saudara saudara ya melestarikan kebudayaan Indonesia, “ jelasnya.
Disisi lain, sebagai pengasuh Reog Satrio tunas Mudo Mas Shiro menegaskan Agar seni budaya terus lestari haruslah melibatkan para saudara saudara muda.
“ Kebetulan dari saudara kita yang ada di Shatrio Tunas Mudho ini adalah mayoritas saudara PSHW TM atau biasa di kenal dengan SH Winongo, “ tambahnya.
Jika ingin nanti masyarakat ingin mengundang kami dalam acara khitanan, nikahan, ulang tahun, karnaval cukup hubungi saja di no WhatsApp 085732796898 / 081515863212 .
“ Namun yang pasti tujuan utamanya bukan komersil, tapi lebih kepada uri uri budaya, jika soal biaya yang jelas sangat terjangkau ” tutupnya.











