LenteraInspiratif.id | Mojokerto – Uapaya Diskoukmperindag untuk merelokasi pedagang buah di Pasar Tanjung ke Rest Area Gunung Gedangan gagal total. Parahnya lagi, bangunan senilai Rp 7,5 miliar ini malah mangkrak dan tidak ada aktivitas perdagangan.
Pantauan lenteraInspiratif.id pada Selasa (4/7/2023) sekitar pukul 16.00 WIB, terlihat bangunan yang berlokasi di tepi jalan Bypass Kecamatan Magersari itu tidak ada pedagang sama sekali. Beberapa tangga menuju lantai 2 ditutup dengan bangku. Nampak kondisi Rest Area Gunung Gedangan tak terawat dan berdebu. Bahkan, tulisan ‘Mojokerto’ hilang.
Pedagang buah di Pasar Tanjung Bani mengaku jika dirinya sempat diminta untuk relokasi ke Rest Area Gunung Gedangan. Namun setelah beberapa hari mencoba berjualan disana, tidak ada pembeli yang datang ke lapaknya.
“Padahal saya sudah menjual murah, sekitar Rp 5000,” ucapnya kepada lenterainspiratif.id, Selasa (4/7/2023).
Ia menambahkan, hanya beberapa pedagang saja yang mau untuk di relokasi. Karena sedikitnya pedagang, membuat pembeli tidak tertarik untuk mampir ke Rest Area Gunung Gedangan. Akhirnya, Beni memilih kembali berjualan ke Pasar Tanjung.
“Kalau di sini (Pasar Tanjung) ramai. Bahkan buah melon yang super saja sampai habis,” tuturnya.
Beni mengaku setiap hari berjualan di Pasar Tanjung. Adapun buah yang tersedia hanya Semangka dan Melon. Untuk buah semangka ia mematok harga Rp 8000 per kilogram. Sementara buah melon jenis super ia hargai Rp 10.000 per kilogram sedangkan jenis biasa ia jual dengan harga Rp 5000.
“Harganya stabil meski Idul Adha, buah ini saya ambil dari Tulungagung,” pungkasnya.
Perlu diketahui, pembangunan Rest Area Gunung Gedangan menelan biaya sekitar Rp 7,5 miliar. Dana tersebut bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dan APBD Kota Mojokerto.
Adapun rinciannya, tahun 2019 sebesar Rp 2,3 miliar untuk pengurukan lahan dan Rp 1,4 miliar dengan sasaran pembangunan fisik gedung, kios, dan kamar mandi.
Sedangkan, untuk pembangunan tahap II, pada 2020 pemkot mengguyur Rp 2,7 miliar. Yakni, fokus pada foodcourt terbuka, taman dan tempat parkir yang representatif. Dan terakhir pada 2022 sebesar Rp 1,1 miliar untuk pembangunan masjid.
Sementara itu, saat dikonfirmasi lenterainspiratif.id, Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopukmperindag) Kota Mojokerto Ani Wijaya mengakui jika kondisi Rest Area Gunung Gedangan hingga kini belum beroperasi.
“Iya sepi,” ucapnya.
Namun saat disinggung penyebab sepinya Rest Area Gunung Gedangan, Ani enggan menjawab.
Dalam pemberitaan sebelumnya, Kepala Diskoukmperindag Kota Mojokerto Ani Wijaya sempat mengklaim jika pedagang buah Pasar Tanjung Anyar bersedia di relokasi ke Rest Area. Bahkan, pihaknya bakal berikan diskon sewa lapak 50 persen selama setahun kedepan.
” Bahwa lapak di Rest Area dengan ukuran (3×5) meter persegi hanya kita tarif Rp. 300.000 sedangkan (3×2) meter hanya Rp. 150.000 perbulan mulai tahun depan kemudian mereka usul relokasi ke rest area, kami laporkan Bu Wali dan Alhamdulillah mendapat ijin bahkan diberikan stimulus yaitu gratis sewa hingga akhir tahun ini, diskon sewa 50% selama 2023, gratis listrik sampai dengan akhir Juni 2023. Besaran sewa setelah diskon Ukuran los besar 3×5,5 meter sewa 10.000 per hari, ukuran los kecil 3×2 meter 3.300 per hari, ” Jelasnya kamis ( 27/10/2022 ).
Lebih lanjut, Mbak Ani ( sapaan akrab Ani Wijaya) juga menegaskan bahwa Sabtu, kami undang pedagang melihat lokasi, tanda tangan, pernyataan dan undian penempatan. Pedagang yang datang 32. Selasa sore kami undang kembali khusus pedagang buah, khawatir sabtu banyak yang belum tahu perkembangan di lapangan. Sehingga memang molor karena adanya kesepakatan baru dengan pedagang buah.
Masih Kata Ani, Akhirnya sampai dengan kemarin kami masih menampung pendaftaran lokasi, alhamdulillah dari 205 pedagang yang akan direlokasi semua sudah mendaftar dan sudah kami plotting lokasi relokasi.
” Sore ini akan kami luncurkan pemberitahuan ke masing masing pedagang untuk menempati area relokasi yang sudah disepakati ini, paling lambat rabu depan sudah ditempati, jika tidak maka lokasi relokasi bebas bisa diakses pedagang lainnya yang membutuhkan. Tahapan sosialisasi, himbauan, dan kesepakatan penempatan relokasi sudah selesai, Semoga tahapan relokasi bisa segera dilaksanakan oleh seluruh pedagang,” tukasnya.