Mojokerto, LenteraInspiratif.id – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Mojokerto mulai menyusun strategi pengamanan arus mudik dan balik Lebaran 2025. Tantangan utama yang dihadapi adalah efisiensi anggaran yang diterapkan pemerintah pusat, yang berpotensi mempengaruhi jumlah pos pengamanan yang dapat didirikan.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dishub Kota Mojokerto, Ruby Hartoyo, menyatakan bahwa pihaknya masih menunggu koordinasi lebih lanjut dengan Polresta Mojokerto.
“Saat ini, kami belum melakukan rapat bersama Polresta Mojokerto. Kami berharap jumlah pos pengamanan tidak terlalu berbeda dibandingkan tahun lalu, meskipun ada efisiensi anggaran,” ujarnya, Kamis (13/3).
Pada tahun-tahun sebelumnya, pos pengamanan tersebar di berbagai titik strategis di Kota Mojokerto. Beberapa di antaranya berada di Terminal Kertojoyo, perempatan Sekarputih, Pasar Tanjung, depan Stasiun Mojokerto, serta depan swalayan Bentar.
“Biasanya, kami menempatkan pos di titik-titik tersebut untuk mengatur lalu lintas dan memastikan keamanan pemudik. Selain itu, ada pula tiga pos pantau di Simpang Keboan, depan Toko Flores, serta pertigaan Jalan KH. Usman – Jalan Prajuritkulon,” jelas Ruby.
Keamanan lalu lintas juga didukung oleh empat pos polisi tetap yang berlokasi di Alun-Alun Mojokerto, perlintasan rel kereta api By Pass Kedungsari, Jalan Benteng Pancasila, dan perempatan Gatoel. Dishub berupaya mengoptimalkan fasilitas yang tersedia, terutama dengan memanfaatkan teknologi pengendalian lalu lintas.
“Sistem Area Traffic Control System (ATCS) sangat membantu dalam mengatur kepadatan kendaraan. Kami mengoperasikan ATCS di 21 titik, terdiri dari 12 simpang utama dan 9 ruas jalan yang dipantau dengan kamera CCTV,” ungkapnya.
Selain ATCS, Dishub juga akan mendapat bantuan tenaga dari taruna Politeknik Transportasi Darat. Para taruna ini akan membantu pengawasan dan pengendalian lalu lintas di berbagai titik kepadatan kendaraan.
“Kami akan dibantu oleh 15 taruna yang sedang magang. Mereka akan bertugas membantu pengawasan lalu lintas di lapangan,” kata Ruby.
Jika kepadatan lalu lintas meningkat hingga tidak dapat diatasi dengan ATCS, Dishub akan menerapkan rekayasa lalu lintas di beberapa titik strategis. Langkah ini bertujuan untuk menjaga kelancaran arus kendaraan, terutama di jalur utama.
“Apabila terjadi lonjakan volume kendaraan yang tidak bisa dikendalikan oleh ATCS, maka kami akan menerapkan rekayasa lalu lintas secara manual di beberapa titik krusial,” terang Ruby.
Pada arus mudik tahun 2024 lalu, Dishub telah menerapkan rekayasa jalur dalam kota bagi kendaraan dari Surabaya menuju Jombang. Skema serupa kemungkinan akan diterapkan kembali tahun ini, dengan beberapa penyesuaian.
“Tahun kemarin, kendaraan dari Surabaya ke Jombang diarahkan melalui jalur dalam kota, yaitu Jl. By Pass – Jl. Empunala – Jl. Gajahmada – Jl. Pahlawan – Jl. R. Wijaya – Jl. Mojopahit Selatan, lalu keluar di Simpang Tiga Jampirogo, Sooko,” paparnya.
Sedangkan untuk arus balik dari Jombang ke Surabaya, Dishub telah menyiapkan jalur alternatif guna menghindari kemacetan di titik-titik tertentu. Opsi ini juga akan disesuaikan dengan kondisi lalu lintas yang berkembang selama periode mudik dan balik.
“Kendaraan dari Jombang diarahkan melalui Simpang Tiga Jampirogo – Jl. RA Basuni – Jl. Brawijaya – Jl. Kartini – Jl. Gajahmada – Jl. Raya Mlirip – Simpang Tiga Mlirip (Rolak 3), lalu keluar di Simpang Tarik, Sidoarjo,” jelas Ruby.
Selain rute utama, Dishub juga telah menyiapkan jalur alternatif lainnya untuk mengurai kepadatan kendaraan di jalanan. Alternatif ini diharapkan bisa membantu pemudik agar perjalanan lebih lancar dan nyaman.
“Kami berharap dengan strategi ini, arus mudik dan balik Lebaran 2025 bisa tetap berjalan lancar, meskipun ada keterbatasan anggaran,” pungkas Ruby. (Roe)