LenteraInspiratif.id | Mojokerto -Pembangunan pujasera disebut menjadi penyebab Kolam Segaran di Trowulan, Mojokerto kering. Hal itu membuat Forum Nasional Penjaga Majapahit (FNPM) protes dengan menggelar ritual tolak balak, Kamis (28/12/2023).
Dengan memakai baju serba hitam, massa menghimpun diri di depan proyek yang berlokasi di selatan Kolam Segaran Trowulan. Mereka silih berganti menyampaikan orasi kebudayaan.
Dalam acara kali ini juga diselingi aksi teatrikal yang dibawakan anggota dari Save Trowulan dan ditutup doa bersama.
Ketua FNPM Tjahya Tribinuka mengatakan, aksi kali ini sebagai protes dari pemerhati budaya atas pembangunan yang ada di selatan Kolam Segaran.
“Masyarakat mempertanyakan awal pembangunan itu dulu seperti apa. Karena di tahun 2017 dulu, BPCB tidak memperbolehkan adanya pembangunan di lokasi tersebut,” ucapnya.
Tjahya memaparkan, dalam SK Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi nomor 140/m/2023 tentang Sistem Zonasi Cagar Budaya Peringkat Nasional Trowulan, menegaskan jika lokasi yang kini dibangun Pujasera merupakan zona penyangga. Artinya, di lokasi tersebut tidak diperkenankan dilakukan pembangunan kecuali untuk mendukung zona inti.
“Tapi disini malah dibangun Pujasera yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan zona inti atau Kolam Segaran,” papar Dosen Arsitektur ITS Surabaya itu.
Penyebab Kolam Segaran Kering
Dalam penjelasan Tjahya, sebelumnya tanah yang berada di selatan Kolam Segaran itu merupakan Balung (rawa) penampung air hujan. Saat era Majapahit, Balung tersebut berperan penting untuk mensuplai air ke Kolam Segaran khususnya saat musim kemarau. Hal itu yang menjadi alasan kenapa Kolam Segaran tidak pernah kering.