Lenterainspiratif.id | Tips – Rumah tahan gempa merupakan konstruksi yang tetap kokoh dan bertahan apabila terjadi guncangan sekecil apa pun. Suatu konstruksi juga bisa dikatakan tahan gempa apabila fleksibel dan mampu meredam getaran yang muncul dari gempa.
Banyak orang beranggapan bahwa bangunan tahan gempa dicirikan sebagai konstruksi yang kuat, kokoh, dan tidak mudah bergeming.
Simak penjelasan lengkap tentang prinsip pembuatan rumah tahan gempa di bawah ini.
1. Denah Bangunan Simetris
Rumah tahan gempa harus dibangun berdasarkan denah dan struktur yang simetris. Desain denah yang tidak beraturan justru membuat rumah tidak kuat menahan guncangan gempa. Denah yang dirancang secara simetris sangat membantu Anda dalam menentukan jalur gaya vertikal atau horizontal serta titik kolom dan fondasi sebuah bangunan.
2. Mampu Menahan Beban
Prinsip kedua pun sangat penting diterapkan dalam pembangunan rumah tahan gempa. Konstruksi rumah yang terdiri dari fondasi, struktur atap, kolom, dan balok harus mampu menahan beban gempa. Tidak hanya strukturnya, posisi furnitur dan desain interior juga harus diperhatikan dalam prinsip ini. Intinya, struktur bangunan dan interior merupakan dua hal yang saling memengaruhi.
3. Kestabilan Tanah
Sebelum membangun rumah, Anda wajib melakukan survei terhadap kestabilan tanahnya terlebih dahulu. Tanah yang stabil dicirikan sebagai permukaan yang kering, rata, dan tidak miring. Perhatikan pula kepadatan tanahnya, apabila makin keras, pergerakan partikel tanahnya kian kecil. Gerakan yang kecil juga menghasilkan getaran yang kecil pula pada permukaan tanah.
4. Kekuatan Fondasi Bangunan
Seperti apa fondasi rumah yang bisa dikatakan tahan gempa? Ciri pertama, letak fondasi harus lebih dari 45 cm dari permukaan tanah. Selain itu, fondasi tahan gempa juga harus dibangun menggunakan material yang ringan tetapi kokoh. Material yang ringan seperti kayu atau logam justru lebih baik dalam menahan gempa daripada bahan yang berat.
5. Kerangka Harus Kokoh dan Kaku
Seluruh bagian dalam kerangka bangunan harus dibangun sampai terikat kaku. Struktur bangunan yang dipasang hingga kaku dan tidak goyang akan tetap bertahan dari guncangan gempa berskala apa pun. Alhasil, rumah pun akan terhindar dari kerusakan parah yang ditimbulkan oleh gempa.
6. Bahan Adukan
Bahan adukan harus terdiri semen, pasir, kerikil, dan beton dengan komposisi yang tepat. Selain itu, metode adukannya harus diperhatikan supaya materialnya saling menyatu membentuk beton yang padat, tetapi tetap ringan. Proporsi material adukan tidak boleh terlalu berat karena berpotensi mengalami kerusakan serius apabila terjadi gempa.
7. Material Bangunan
Pemilihan material bangunan merupakan prinsip yang tidak boleh diabaikan pula dalam membangun hunian tahan gempa. Tidak sedikit bangunan roboh saat gempa hanya karena salah memilih material. Sama seperti bahan adukan, material bangunan yang dipilih pun harus berukuran ringan, tetapi tetap kokoh. Anda bisa memilih produk yang telah mengikuti Standar Nasional Indonesia (SNI) karena sudah diakui. (Met)