Lenterainspiratif.com Ternate – Kedatangan Bupati Pulau Morotai Dalam Acara Lunching Festival Morotai 2020, di Lank Mark Kota Ternate, Kelurahan Gamalama, Kecamatan Ternate Tengah, Provinsi Maluku Utara, Sabtu malam (14/03/2020), disambut aksi bisu yang di lakukan oleh Himpunan Pelajar Mahasiswa Morotai (HIPMA-MORO).
Aksi bisu dilakukan saat Bupati Pulau Morotai Benny Laos memberikan sambutan.
Ketua Umum HIPMA MORO, Rijal, saat di konfirmasi awak media, menyampaikan, Berdasarkan Peraturan menteri republik indonesia yang tercatat di dalam seratus kalender Of event pariwisata di indonesia bagian dari nawa cita bapak presiden tentunya untuk mempercepat proses pembongkaran yang ada di indonesia
Menurutnya, berdasarkan dengan kajian kami secara kelembagaan HIPMA MORO bahwa di dalam undang undang nomor 10 tahun 2009 terkait dengan kepariwisataan, di pasal 4, di situ terdiri dari 10 poin yakni di mana salah satunya adalah pariwisata itu untuk mensejahterakan masyarakat yang ada di daerah tersebut.
“Kami melihat bahwa event festival di tahun 2020 ini terbagi dari empat kategori yakni, yang pertama budaya, kedua religi, ketiga musik dan keempat sport, di sini bagi kami bahwa pariwisata tersebut tidak memiliki sebuah basis akademis dimana mencerdaskan kehidupan masyarakat untuk dapat mengelola potensi pariwisata yang ada di kabupaten pulau morotai,” ucapnya.
Sambungnya, sehingga kami melakukan tindakan atau aksi tadi adalah bagian dari kekecewaan yang mana pemerintah daerah tidak pernah melibatkan pihak akademisi dalam hal ini, mahasiswa atau pelajar dalam festival morotai 2020.
“Maka dari itu di sini adalah bagian dari kekecewaan kami sehingga kami melakukan hal tersebut tetapi sebelum dari itu kami sudah melakukan komunikasi kepada kabag humas untuk bagaimana terkait dengan festival morotai, tetapi kabag Humas tidak merespon komunikasi kami,” ujarnya.
“Dan juga kami sudah melakukan komunikasi kepada kepala dinas pariwisata yakni ibu Ida arsad kepala dinas pariwisata kabupaten tetapi beliau juga tidak merespon terkait dengan komunikasi komunikasi kami sehingga jalan alternatif terakhir yang kami ambil adalah melakukan aksi bisu di saat menyelenggarakan festival atau launching di land mark kota ternate,” tutup Rijal. (Toks).