Mojokerto, Lenterainspiratif.id – Menjelang Pilkada Serentak 2024, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Mojokerto telah melakukan pemetaan untuk mendeteksi potensi kerawanan di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Dari hasil kajian, ditemukan empat indikator utama yang paling sering terjadi di sejumlah TPS, selain beberapa indikator lain yang tetap perlu mendapat perhatian.
Ketua Bawaslu Kabupaten Mojokerto, Dody Faizal, mengatakan, pemetaan ini melibatkan 304 desa/kelurahan di 18 kecamatan. Pengumpulan data dilakukan pada 10-15 November 2024 dengan menggunakan 26 indikator yang terbagi dalam delapan variabel, termasuk penggunaan hak pilih, keamanan, politik uang, politisasi SARA, netralitas penyelenggara, logistik, serta akses listrik dan internet.
“Dari pemetaan tersebut, kami mendapati bahwa ada empat indikator kerawanan yang paling sering muncul. Selain itu, tujuh indikator lainnya cukup signifikan, dan 15 indikator meskipun jarang terjadi tetap perlu diantisipasi,” ujar Dody, Senin (25/11/2024).
Dari hasil pemetaan, 4 indikator kerawanan tertinggi mencakup keberadaan 697 TPS yang masih mencatat pemilih dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang tidak lagi memenuhi syarat, 162 TPS dengan pemilih tambahan atau DPTb, 168 TPS yang melibatkan petugas penyelenggara dari luar domisili.
“Serta 355 TPS yang memiliki pemilih disabilitas yang terdaftar dalam DPT,” jelentrehnya