DaerahMaluku Utara

APMG Menilai Pernyataan Koordinator FPKG Keliru Dan Menjadi Kepentingan Semata

×

APMG Menilai Pernyataan Koordinator FPKG Keliru Dan Menjadi Kepentingan Semata

Sebarkan artikel ini
APMG Menilai Pernyataan Koordinator FPKG Keliru Dan Menjadi Kepentingan Semata
Foto : Istimewa

APMG Menilai Pernyataan Koordinator FPKG Keliru Dan Menjadi Kepentingan Semata
Foto : Istimewa

Lenterainspiratif.com | Halsel – Pernyataan Koordinator Forum Pemekaran Kepulauan Guraici (FPKG) dalam mainkan isu mendorong pemekaran Kepulauan Guraici, untuk menjadi suatu Kecamatan tersendiri. Pasalnya, dari minggu kemarin FPKG ini kembali berulah dengan mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang tidak berdasar dan berpotensi melawan hukum yang tersebar benerapa media online kemarin.

Di ketahui, dari pemberitaan di beberapa media online kemarin, selaku Kordinator FPKG, menyatakan Bahwa Dia akan mengkonsolidasikan warga di 10 Desa untuk memboikot aktifitas Pilkada di 10 Desa Kepulauan Gura’ici apabila pihak Legislatif dan Eksekutif tidak mengakomodir tuntutan FPKG terkait pemekaran Kecamatan Kepulauan Gura’ici.

Dari beberapa isu yang di mainkan oleh FPKG ini mendapat kecaman keras dari sejumlah Pemuda dan Ketua-Ketua Umum Pelajar Mahasiswa di Kepulauan Guraici, mulai dari Pemuda dan Mahasiswa Buli, Siko, Gafi, Laigoma, Lelei, Talimau dan Gunange, yang terbingkai dalam salah satu Aliansi Pemuda-Mahasiswa Gura’ici (APMG).

Ketua Umum Ikatan Pelajar Mahasiswa Gafi (IPMG) Sahrudin Ismail, saat di komfirmasi awak media, malalui Whatsap, Rabu (09/09/2020), mengatakan, koordinator FPKG tidak membedah secara baik apa yang disampaikan Koordinator APMG dalam isi berita.

“Saudara Aldy (koordinator FPKG) tidak dapat membedah secara baik dan objektif terkait isi berita yang di sampaikan koordinator APMG beberapa hari yang lalu itu,” jelasnya.

Padahal, menurut Ketua IPMG ini, pada prinsipnya APMG tetap mendukung dan mendorong Pemekaran di Kepulauan Guraici.

“Selain itu, saya juga sangat menyesalkan pernyataan dia (Aldy Ways) yang menyinggung tugas dan profesi koordinator APMG hingga pemboikotan proses pemilihan di 10 Desa. Hati-hati pernyataan ini bernada provokati,” tegas Sahrudin.

“Oknum Aldy Ways telah gagal membedakan mana kritikan, sorotan dan himbauan dari koordinator APMG yang ditujukan ke kepala-kepala Desa dan forum yang ditungganginya tersebut,” ucapnya.

Hal senada juga disampaikan Koordinator APMG, Sarjan Hud yang menyebut pihaknya sudah memgantongi berbagai macam bukti jika koordinator FPKG tidak percaya dengan pernyataan mereka.

“Walaupun Aldy Ways tidak percaya dan tidak puas dengan apa yang kami sampaikan, tetapi kami sudah kantongi sejumlah bukti rekaman sesuai dengan investigasi kami dilapangan,” kecam Koordinator APMG.

Sementara, Ketua Umum Pelajar Mahasiswa Lelei (IPML), Warasul Ansar S.Hut mengatakan, tanggapan balik koordinator FPKG atas sorotan APMG tidak sesuai dan tidak terukur.

“Padahal, sebagai mahasiswa, aldy mestinya memahami bagaimana memberi tanggapan balik yang sesuai dan terukur. Karena, yang di soroti oleh APMG kemarin adalah bagian dari fungsi kontrol masyarakat dan pemuda,” ucapnya.

Apalagi kata Dia, pembicaraan koordinator APMG tidak dalam kapasitas sebagai penyelenggara, kenapa Aldy Ways ini membawa-bawa atas nama penyelenggara, dan mengecam pemboikotan aktifitas pemilu.

“Baru ini Aldy membawa atas nama masyarkat Guraici bahwa akan Golput dalam pilkada kali ini. Apa lagi setingkat mengeluarkan pernyataan akan 10 Desa akan masuk ke wilayah ternate. Ini sangatlah miris, kalaupun memainkan isu jangan asal bicara,” tuturnya.

“Saudara Rifaldi Always mestinya dewasa dalam perbedaan pendapat. Artinya berfikir sebelum mengeluarkan pernyataan, harusnya bisa memisahkan antara perjuangan mendorong pemekaran dengan fungsi kita sebagai mahasiswa, demikian juga dengan fungsi masyarakat dalam menghadapi proses pesta demokrasi,” sambung, kata Wakil Ketua Pemuda Dusun II Desa Lelei, Budi Arsad.

Selebihnya, Ketua Umum Ikatan Pelajar Mahasiswa Laigoma (IPML), Sadam Marsaoly menyampaikan, memang perlu di evaluasi kembali akselerasi pergerakan FPKG ini. Sebab, menurut dia, dari awal sebagian besar Mahasiswa, Pemuda, Pelajar dan unsur Masyarakat lainnya baru mendegar pergerakan FPKG ini.

“Pergerakan FPKG ini, tanpa melalui komunikasi dan konsolidasi yang utuh dengan pemuda-mahasiswa di 10 desa. Terkesan mereka (FPKG) mengabaikan suara dan dukungan kuat dari kami semuanya,” ucapnya.

Lebih lanjut di katakan, keterwakilan APMG dari Pemuda-Mahasiswa Buli, Talimau, Lelei, Laigoma, Gafi, Siko dan Gunange, yang berkesempatan hadir dalam pertemuan itu, selain tidak tahu menahu soal pemekaran, mereka juga merasa kecewa atas pergerakan FPKG yang mereka anggap sepihak. (Toks).