HukumKriminalPeristiwa

28 Pelajar Digaruk Satpol – PP Jombang

×

28 Pelajar Digaruk Satpol – PP Jombang

Sebarkan artikel ini
foto : pelajar yang telah diamankan di kantor satpol pp jombang.

foto : pelajar yang telah diamankan di kantor satpol pp jombang.

JOMBANG – Sebanyak 28 pelajar yang berasal dari berbagai sekolah di Kabupaten Jombang, digaruk petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Jombang. Pasalnya, disaat jam pelajaran sekolah sedang berlangsung, para pelajar ini masih berkeliaran diluar sekolah. Untuk Pelajar yang berhasil digaruk oleh petugas Satpol – PP Jombang, mereka berada di tempat yang berbeda -beda.

“Sebanyak 17 pelajar kita amankan yang berada di daerah Sengon, dan 5 orang pelajar juga kita amankan saat berada di game Online dan Play Station yang berada di Pasar Legi Jombang. Sedangkan untuk 6 pelajar lainnya kita amankan saat berada di cafe yang berada di daerah Plosogeneng, “beber Ronny Afriandie, Kasi Operasi dan Pengendalian, Satpol-PP Jombang, pada sejumlah awak media, Kamis (09/08/2018).

Penertiban para pelajar yang dilakukan oleh Satpol-PP Jombang ini, atas informasi masyarakat yang resah atas berkeliarannya siswa disaat jam sekolah. Atas informasi yang telah diterimanya, sejumlah petugas Satpol-PP diterjunkan ke lokasi yang dimaksud untuk mengamankan pelajar yang sedang diluar sekolah alias bolos.

“Razia ini merupakan berdasarkan pada laporan dari masyarakat dan juga pantauan dari Satpol-PP. Karena banyaknya siswa atau pelajar disaat jam sekolah mereka berada di tempat umum. Disamping itu, berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Jombang No 9 tahun 2010 tentang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat, “jelasnya.

Masih kata Ronny, pelajar atau siswa yang telah diamankannya, mereka akan berikan pembinaan dan pengarahan, agar tidak mengulangi perbuatannyanya. Akan tetapi, pihak Satpol-PP juga akan berkoordinasi dengan pihak sekolah para siswa tersebut. Karena bertujuan untuk mengecek kebenaran para siswa, apa benar mereka merupakan siswa dari sekolah tersebut.

“Para siswa banyak yang tidak memakai atribut sekolah, sehingga kami akan berkoordinasi untuk mencari kebenarannya. Namun, setelah mendapatkan pembinaan dari kami, para siswa ini akan kami serahkan pada sekolah masing-masing. Dan untuk tindak lanjutnya terserah sekolah, karena tiap masing-masing sekolah mempunyai aturan tersendiri, “imbuhnya.

Para siswa yang berkeliaran diluar sekolah, mereka mempunyai alasan yang beraneka ragam. Dari alasan sakit, cap tiga jari, fotokopi, dan sebagainya. “Mereka banyak ditemukan di tempat bermain game Online. Jadi apapun alasannya, mereka bisa dikatakan bolos sekolah, “pungkas Ronny Afriandie.(dit)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *