Nasional

Viral! Ponpes Al-Zaytun Diduga Menyesatkan, Ini Faktanya

×

Viral! Ponpes Al-Zaytun Diduga Menyesatkan, Ini Faktanya

Sebarkan artikel ini
Ponpen Al-Aytun, Ajaran sesat
Foto jamaah sholat Al Zaytun

Lenterainspiratif.id | Nasional – Pondok Pesantren atau Ponpes Al Zaytun Indramayu menuai kontroversi karena diduga ajarannya menyesatkan.

Pondok Pesantren atau Ponpes Al-Zaytun beberapa waktu lalu menjadi perbincangan setelah viral di media sosial karena melaksanakan salat dengan jemaah perempuan dan laki-laki bercampur.

Tak hanya itu Ponpes Al-Zaytun kembali menuai kontroversi setelah kembali viral di media sosial dimana salah satu pimpinan Ponpes Al-Zaytun terlihat mengajak para santri untuk menyanyikan ‘Salam Kristen’.

Berikut beberapa hal aneh di Ponpes Al-Zaytun :

1. Azan Menghadap Jemaah

Video berdurasi kurang dari satu menit yang diunggah oleh akun instagram @say.viideo itu memperlihatkan seorang muazin yang memakai jas lengkap, berdasi biru dan serta peci laiknya jemaah Ponpes Al Zaytun mengumandangkan azan salat Jumat lain dari biasanya.

Ia menghadap jemaah bukan ke arah kiblat. Dalam video tersebut setiap lantunan azan, muazin selalu menggerakkan tangan yang berbeda dari biasanya. Terlihat juga para santri pun mengikuti lantunan azan tersebut dan disertai dengan shaf sholat yang memiliki jarak antarjemaah.

2. Tuduhan keterlibatan NII

Pada 2011 ponpes Al-Zaytun dituding bahwa kurikulum yang diajarkan di ponpes tersebut menyimpang dari ajaran Islam. Al-Zaytun juga diduga memiliki keterkaitan dengan pemikiran atau gerakan Negara Islam Indonesia (NII).

Tuduhan ini dibantah oleh Menteri Agama pada saat itu, Suryadharma Ali. Menurut dia kurikulum yang diajarkan ponpes tersebut tidak keluar dari ajaran Islam.

3. Ponpes tertutup

Pada 2018 Pesantren Al-Zaytun juga sempat menolak petugas pemutakhiran data pemilih (PPDP) Komisi Pemilihan Umum Jawa Barat yang sedang bertugas mencocokkan dan meneliti identitas pemilih Pilgub Jawa Barat.

Yayat Hidayat, Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah kala itu mengatakan PPDP tidak diperbolehkan mengakses langsung masyarakat yang berada di kawasan pesantren. Yayat juga mengatakan hal serupa terus terjadi tiap dilaksanakannya pemilu. (Met)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *