Selebriti

Usai Operasi, Ini Tips Dinda Kirana Untuk Para Penderita Penyakit Kista

×

Usai Operasi, Ini Tips Dinda Kirana Untuk Para Penderita Penyakit Kista

Sebarkan artikel ini
Usai Operasi, Ini Tips Dinda Kirana Untuk Para Penderita Penyakit Kista
dinda kirana

Usai Operasi, Ini Tips Dinda Kirana Untuk Para Penderita Penyakit Kista
dinda kirana

Lenterainspiratif.id | Jakarta – Usai menjalani operasi pengangkatan kista di kedua ovarium nya, aktris cantik Dinda Kirana menyebut bahwa kista yang dideritanya semula hanya sebesar 3 sentimeter.

Berselang satu tahun kemudian kata Dinda, kista tersebut membesar. Oleh sebab itu ia menghimbau kepada para pengidap penyakit kista untuk segera melakukan pengobatan.

“Jadi kemarin aku tuh operasi kista di bagian ovarium, ovarium itu adalah sel telur, dan ini masih dugaan kata dokternya kalau kista itu jenisnya yang jenis endometriosis, dan memang penyakit ini rawan terutama di perempuan,” ceritanya dalam live Instagram akun pribadinya, dikutip Jumat (11/6/2021).

“Tahun lalu kista aku itu cuma 3 cm dan makan 1 tahun untuk besarnya ada dua gitu, ovarium juga ada dua kan, kantung kanan dan kiri, dua-duanya ada, ada yang ukuran 12 dan ada yang ukuran 5 cm kurang lebih dan itu sudah termasuk besar sekali dan di case aku kerasa banget sakitnya,” sambungnya.

Selain itu ia juga mengatakan, untuk pengidap penyakit kista sebaiknya lebih memperhatikan asupan makanan. Dinda menyebut bahwa mengonsumsi nanas, soy milk dan ayam negeri yang disuntik hormon tidak baik untuk penderita kista.

“Dan yang penting banget dari pola makan nggak boleh suntik hormon gitu, ayam negeri yang gede-gede, nggak bagus buat kita apalagi yang punya kista, terus ternyata soy milk juga itu nggak bagus dan aku suka banget ka buah nanas, dan nanas juga ternyata nggak bagus juga buat penyakit kista karena bisa memicu kanker,” sebutnya.

Dikutip dari Mayo Clinic, setiap ovarium biasanya menumbuhkan struktur seperti kista yang disebut folikel. Folikel menghasilkan hormon estrogen dan progesteron dan melepaskan sel telur saat terjadi ovulasi.

Jika folikel bulanan normal terus tumbuh, itu dikenal sebagai kista fungsional. Ada dua jenis kista fungsional:

Kista folikel

Di sekitar titik tengah siklus menstruasi seseorang, sel telur keluar dari folikelnya dan berjalan ke tuba falopi. Kista folikel dimulai ketika folikel tidak pecah atau melepaskan telurnya, tetapi terus tumbuh.

Kista corpus luteum

Ketika folikel melepaskan telurnya, ia mulai memproduksi estrogen dan progesteron untuk pembuahan. Folikel ini sekarang disebut corpus luteum. Terkadang, cairan menumpuk di dalam folikel, menyebabkan korpus luteum tumbuh menjadi kista.

Jenis kista lainnya

Jenis kista yang tidak berhubungan dengan fungsi normal dari siklus menstruasi adalah sebagai berikut:

Kista dermoid

Disebut juga teratoma, ini dapat berisi jaringan, seperti rambut, kulit atau gigi, karena terbentuk dari sel embrio. Mereka jarang memicu kanker.

Kistadenoma

Ini berkembang di permukaan ovarium dan mungkin diisi dengan bahan berair atau lendir.

Endometrioma

Ini berkembang sebagai akibat dari suatu kondisi di mana sel-sel endometrium rahim tumbuh di luar rahim (endometriosis). Beberapa jaringan dapat menempel pada ovarium seseorang dan tumbuh di sana.

Faktor risiko

Masalah hormonal

Kehamilan, terkadang, kista yang terbentuk saat ovulasi tetap berada di ovarium selama kehamilan.

Endometriosis, kondisi ini menyebabkan sel-sel endometrium rahim tumbuh di luar rahim. Beberapa jaringan dapat menempel pada ovarium.

Infeksi panggul yang parah, jika infeksi menyebar ke ovarium, dapat menyebabkan kista. ( suf )