Jawa TimurPeristiwa

Update Wabah PMK Mojokerto, 1.076 Ternak Sapi Terjangkit 88 Sembuh

×

Update Wabah PMK Mojokerto, 1.076 Ternak Sapi Terjangkit 88 Sembuh

Sebarkan artikel ini
PMK, Mojokerto,
Petugas saat memeriksa sapi yang diduga terjangkit PMK

PMK, Mojokerto,
Petugas saat memeriksa sapi yang diduga terjangkit wabah PMK

Lenterainspiratif.id, MOJOKERTO – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Mojokerto kini telah menjangkit 1.076 Sapi. Meski begitu, angka kesembuhan ternak yang terjangkit penyakit ini juga merangkak naik yakni 88 ekor.

Berdasarkan data Dinas Pertanian (Disperta) setempat, sejak awal PMK mewabah di Kabupaten Mojokerto hingga Jumat (13/5/2022) total kasus sedikitnya mencapai 1.076 dari populasi sapi sebanyak 19.542. Sementara itu, sebanyak 88 ekor dinyatakan sembuh dari penyakit PMK ini..

Nurul Istiqomah, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto menjelaskan, tambahan 36 sapi sembuh tersebut berasal dari 9 kecamatan di Kabupaten Mojokerto. “Di Kecamatan Kutorejo ada dua sapi sembuh, di Dawarblandong kemarin ada 12, hari ini menjadi 18. Kecamatan Pacet ada 13 yang sembuh, di Jetis ada satu,” tuturnya, Jumat (13/5/2022).

Sementara lima kecamatan lainnya, lanjut Nurul, yakni di Kecamatan Mojoanyar sebelumnya ada lima sapi yang sembuh, hari ini bertambah menjadi 17 ekor. Sementara di Kecamatan Dlanggu ada 14 sapi sembuh. Selain itu, Kecamatan Trawas sedikitnya lima sapi sembuh, Kecamatan Trowulan 11 sapi dan Kecamatan Puri ada 7 sapi sembuh.

Nurul menambahkan, sapi yang mati karena PMK per 13 Mei ini bertamah dua ekor, sehingga menjadi 14 sapi yang mati. Jumlah sapi yang dijual oleh pemiliknya menjadi 7 ekor dan yang potong paksa menjadi 7 ekor. “Sapi mati ini ada tambahan, hanya dua ekor,” katanya.

Menindaklanjuti adanya tambahan hewan ternak yang dijual dan dipotong paksa oleh pemiliknya ini, Nurul mengimbau kepada masyarakat agar tidak terpancing hoax yang beredar saat ini.

“Tidak usah panik, PMK ini bisa sembuh, banyak sapi yang sembuh total. Jangan terpancing hoax. Tim Disperta akan terus turun lapangan untuk melakukan penanganan terhadap sapi yang sakit, dan melakukan pencegahan bagi sapi yang masih sehat,” tegasnya.

Sebelumnya, Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati menjelaskan, penyakit ini memiliki serotif mortalitas yang rendah, sehingga kematian masih tergolong minim, dibandingkan jumlah populasi sapi yang terinfeksi.

“Artinya apa? Ketika dia (sapi) sudah mau makan makan artinya sudah membaik. Kami (Pemerintah Kabupaten Mojokerto) saat ini fokus terhadap penyembuhan, kita akan lakukan tindakan cepat terhadap sapi-sapi yang tertular, supaya mempercepat proses penyembuhan,” tandasnya. (Diy)