foto : pada saat acara dialog publik
Jurnalis : Iksan Togol
Ternate, lenterainspiratif.com
Pusat Kajian Masyarakat Islam Kepulauan (puskamik) IAIN Ternate, Kota Ternate, Maluku Utara, menyelenggarakan kegiatan dialog publik pada Selasa (03/10/2017), dihalaman Kampus IAIN Ternate. Kegiatan tersebut diselenggarakan guna untuk menangkal pemikiran serta isue-isue yang sedang santer dinegeri ini, terkait berkembang soal Komunisme dan Kapitalisme. Untuk itu, Puskamik IAIN Ternate dalam kegiatan yang telah digelar dengan mengambil tema Kewaspadaan Nasional Menangkal Ideologi Komunisme Dan Kapitalisme.
Dalam kegiatan yang telah diselenggarakan ini, diikuti oleh Mahasiswa IAIN Ternate. Serta tampak hadir dari petugas Kodim (komando distrik militer) Ternate, Korem (komando resort militer) 152 Babullah, Ternate, dan juga sebagai narasumber. Sedangkan narasumber lainnya berasal dari Akademisi dan juga Ketua Front Anti PKI Maluku Utara.
Sementara itu, ‘Safri Mirajd, Sekertaris PUSKAMIK IAIN Ternate, saat ditemui usai kegiatan mengatakan bahwa, tujuan diselenggarakan acara ini adalah untuk meningkatkan rasa Nasionalisme dan Kebangsaan. Khususnya, bagi mahasiswa untuk lebih mengetahui dan paham apa arti Komunisme dan Kapitalisme, agar tak menjadi perbedatan yang salah dalam mengartikannya. Oleh karena itu, puskamik mengambil langkah ini dalam rangka untuk mengakumulasi pemikiran dari para mahasiswa serta aktivis aktivis yang ada di Kampus IAIN Ternate, untuk lebih memahaminya dari arti serta bahaya laten yang muncul.”ucapnya
Safri menambahkan, mengenai isue Partai Komunis Indonesia (PKI) dan instruksi untuk menonton bareng terkait film G 30 S/PKI di maluku utara yang baru baru ini. Tapi bagi pandangan puskamik, nonton bareng tentang G30S/PKI, ini merupakan hal yang harus diketahui oleh masyarakat Indonesia, khususnya Maluku Utara, ini adalah sejarah yang penting dan harus diketahui. Karena sejarah itu bagian dari sebuah pengalaman yang kemudian dijadikan sebagai pijakan serta jadikan sebagai dasar untuk kita melangkah kedepan. Demi untuk mempertahankan NKRI dan ideologi Pancasila tetap tertanam untuk mencounter Ideologi Ideologi selain Pancasila.”pungkasnya (san)
Editor : Didit Siswantoro