Jawa TimurPendidikan

Universitas Islam Majapahit Gelar Seminar Nasional dan Call For Paper

Seminar Nasional, Call For Paper, Mojokerto,
Seminar Nasional dan Call For Paper Universitas Islam Majapahit

Lenterainspiratif.id | Mojokerto – Seminar Nasional dan Call For Paper Universitas Islam Majapahit Bawakan Tema Menarik Mengenai Digitalisasi Humaniora Di Era New Media.

Acara seminar nasional yang digelar pada Kamis, 18 Agustus 2022, ini berjalan dengan sangat baik dan disambut antusias oleh civitas akademik Universitas Islam Majapahit, khususnya bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik selaku penyelenggara acara ini.

 

Menghadirkan narasumber-narasumber yang terpercaya di bidang humaniora dan media baru, benar-benar membawa seminar kali ini ke dalam nuansa yang hidup berkat materi mengenai digitalisasi humaniora di era terpaan media baru yang pastinya sangat menarik untuk di simak karena tema yang dibawakan dalam seminar kali ini sangat dekat dan melekat dengan kehidupan sehari-hari.

Acara yang dihadiri oleh kurang lebih delapan puluh sembilan (89) peserta dan tamu undangan lain yang diselenggarakan di gedung Graha Nuswantara lantai 1 Universitas Islam Majapahit ini dibuka dengan ceramah kunci yang disampaikan secara daring oleh rektor Universitas Islam Majapahit, Rachman Sidharta Arisandi, yang kemudian dilanjutkan dengan pembawaan materi oleh dua narasumber yang merupakan praktisi ahli di bidangnya.

Materi pertama yang disampaikan oleh Kriswanto, analis penjamin mutu BPSDMP Kominfo Surabaya yang membahas mengenai keterkaitan antara humaniora dan ilmu sosial serta dampak digitalisasi media di era sekarang ini bagi beberapa sektor kehidupan di Indonesia, khususnya ekonomi dan politik.

 

Humaniora atau ilmu budaya adalah ilmu yang mempelajari tentang cara membuat atau mengangkat manusia menjadi lebih manusiawi dan berbudaya, tentang cara memanusiakan manusia yang pastinya tidak bisa lepas dari ilmu sosial sebab manusia hidup di lingkungan sosial.

 

Sementara digitalisasi adalah tentang proses alih media dari konvensional ke digital. Kriswanto juga menyampaikan faktor-faktor yang bisa mengarahkan penggunaan digitalisasi humaniora ke arah positif dan produktif, terutama di masa-masa sekarang di mana masyarakat tak bisa lepas dari gawai.

 

Materi yang tak kalah menarik disampaikan oleh Muhammad Nur Kholis, direktur Jawa Pos Radar Mojokerto, yang membawakan materi mengenai digitalisasi media yang saat ini terjadi, mengenai citizen jurnalisme di era media sosial yang saat ini kian menguasai yang terbukti dengan fakta bahwa separuh masyarakat Indonesia yang sudah terjangkau internet dan media sosial.

Seminar Nasional dan Call For Paper

Nur Kholis juga menyampaikan bahwa meskipun demikian, media-media konvensional juga melakukan konvergensi media untuk mengimbangi perkembangan informasi saat ini sekaligus menjaga agar media-media massa yang dulu konvensional bisa tetap eksis dengan melakukan hal tersebut.

 

Hal ini penting dilakukan sebab di tengah terpaan pengaruh media sosial yang rawan dicemari berita hoax, media massa yang menjadi ujung tombak kebenaran bagi masyarakat sudah seharusnya terus maju di tengah masyarakat.

Dalam wawancara singkat dengan kedua pemateri mengenai jalannya acara ini, Muhammad Nur Kholis menyatakan sebuah kepositifan bahwasanya acara ini berjalan dengan luar biasa.

 

“Saya pikir tradisi seperti harus dilanjutkan minimal kalau dalam setahun ya satu semester dua kali. Artinya, dengan kegiatan seperti ini, baik diskusi, seminar, maupun mengundang narasumber dari luar, saya pikir akan membawa pengalaman baru, menambah informasi baru, menambah wawasan bagi adik-adik mahasiswa. Dengan yang diundang praktisi, tentu ada hal-hal yang tidak didapat mahasiswa di bangku kuliah,” ujarnya pada siang itu, (18/8/22).

Mengenai tema seminar ini, Nur Kholis mengatakan bahwa tema yang diajukan sangat menarik untuk dibahas.

“Artinya ini kan digitalisasi humaniora kalau kita baca di internet atau literasi-literasi sebenarnya masih kurang, artinya ini ‘kan hal baru, hal yang masih baru.” tuturnya yang juga memberi contoh digitalisasi media yang sangat dekat dengan masyarakat yaitu e-ktp dan sistem digital vaksinasi Covid-19 melalui aplikasi Pedulilindungi yang bisa dengan mudah diakses secara nasional.

Sementara itu, narasumber yang lain, Kriswanto, juga menunjukkan reaksi yang tak jauh berbeda sewakti diwawancarai mengenai acara seminar ini pada siang itu. Kriswanto atau yang biasa disapa Kris ini mengatakan bahwa tema seminar ini sangat menarik untuk diangkat mengingat mahasiswa sebagai agen perubahan sudah sepatutnya memahami mengenai digitalisasi humaniora di era media baru ini agar bisa mendapat hasil positif bagi perkembangan Indonesia ke depannya.

Exit mobile version