Mojokerto – Temuan baru 71 ODHA HIV/AIDS, membuat Dinas Kesehatan Kota Mojokerto makin gencar mensosialisasikan anggapan penularan penyakit HIV/AIDS.
Dari data yang ada bahwa, proporsi kumulatif kasus HIV yang ditemukan per kelompok umur tahun 2002 sampai dengan Oktober 2019 sebanyak 943. Kelompok umur 25 tahun sampai 49 tahun paling mendominasi, yakni 651 kasus HIV atau sebesar 69 persen.
“Stop Stigma negatif tentang ODHA perlu terus disosialisasikan ke masyarakat. Ini cara kita membantu mengakhiri stigma HIV melalui kata-kata dan tindakan kita dalam kehidupan sehari-hari,” kata Kabid P2P Dinas Kesehatan Kota Mojokerto, dr Farida Mariana, (12/12).
Farida menjadi narasumber Seminar Peringatan Hari Aids Sedunia (HAS) 2019. Acara ini digelar Dinas Kesehatan Kota Mojokerto di Stop Stigma negatif tentang ODHA
Menurut Farida, stigma yang dianggap sebagai fakta acapkali memicu kesalahpahaman hingga berdampak pada pendidikan dan kesadaran tentang ODHA.
“Stigma ODHA menyebabkan orang tidak diperlakukan dengan bermartabat dan hormat,” imbuhnya.
Perubahan cara pandang HIV-AIDS, sambung Farida, bahwa HIV adalah penyakit kronis yg bisa dikelola. Percepatan akan terjadi jika stigma dan diskriminasi telah menurun.
“Sedangkan terkait pencegahan penularan, dilakukan edukasi kesehatan reproduksi remaja, perilaku hidup sehat bagi masyarakat, pendidikan kespro yang tepat di dalam kurikulum pendidikan, peningkatan peran kader kesehatan,” imbuhnya.
Ditandaskan pula, lebih dari 70% ODHA bukan dari populasi kunci.
“Partisipasi masyarakat adalah kunci dari penurunan stigma dan diskriminasi serta dukungan terhadap ODHA,” tukasnya.
Sesuai target Indonesia , ujar Farida
Lebih lanjut, Farida menjelaskan, masyarakat harus terlibat aktif dalam pencapaian 3 zero, yaitu Zero New Infection atau tidak ada infeksi baru HIV AIDS, Zero AIDS Related Deaths atau tidak ada kematian akibat AIDS dan Zero Discrimination atau tidak ada Stigma dan diskriminasi kepada ODHA.(roe)