MOJOKERTO, LenteraInspiratif.id – Untuk mendorong minat baca dan menulis siswa sejak dini, SDN Prajuritkulon 2 Kota Mojokerto meluncurkan program inovatif bertajuk Tugu Cetar (Satu Minggu Satu Cerita Bergambar). Kegiatan ini mulai dilaksanakan secara aktif sejak Jumat, (11/10/2024).
Inovasi ini diwujudkan dalam bentuk akun Instagram @tugucetar yang secara rutin menampilkan hasil karya siswa setiap Senin dan Rabu. Isi unggahan berupa cerita bergambar hasil kreasi siswa SDN Prajuritkulon 2 yang dirancang untuk menarik minat baca masyarakat luas sekaligus memberikan ruang ekspresi kreatif bagi para peserta didik.
“Inovasi Tugu Cetar ini tidak hanya bisa dinikmati oleh warga SDN Prajuritkulon 2, tetapi dengan diunggah di media sosial, harapannya bisa berdampak lebih luas kepada masyarakat luas. Di era teknologi ini, banyak masyarakat yang meninggalkan buku atau media cetak. Di sinilah Tugu Cetar mengambil peran. Masyarakat bisa tetap membaca di mana dan kapan saja. Istimewanya lagi, penulisnya adalah para siswa,” ungkap Isnawaty DJ Nussa, Kepala SDN Prajuritkulon 2.
Tak hanya fokus pada menulis dan menggambar, program ini juga merambah ke pelatihan keterampilan berbicara. Siswa diberi ruang untuk membacakan cerita mereka secara lisan (story telling), yang juga diunggah ke media sosial sekolah. Hal ini dimaksudkan untuk melatih keberanian, daya imajinasi, dan kemampuan berbicara anak secara aktif.
Jika sudah terkumpul 25 karya cerita bergambar, hasil karya siswa akan diterbitkan dalam bentuk buku. Tak hanya itu, setiap semester akan diadakan giveaway untuk tiga komentar terbaik, serta lomba cerita bergambar yang terbuka bagi siswa dan masyarakat umum.
“Inovasi ini jadi jawaban atas tantangan rendahnya literasi di sekolah dasar. Harapannya, dari sini bisa lahir penulis-penulis cilik yang percaya diri dan punya daya imajinasi tinggi,” tambah Isnawaty.
Tugu Cetar menjadi bukti bahwa pendekatan teknologi dan kreativitas dapat menciptakan perubahan besar dalam membangun budaya literasi. SDN Prajuritkulon 2 membuka jalan agar siswa tak hanya menjadi pembaca, tapi juga pencipta cerita yang membanggakan.
