Lenterainspiratif.com | Banyuwangi – Dengan keterbatasan fisiknya (disabilitas) pria berinisial AT – (23) di banyuwangi harus berurusan dengan pihak yang berwajib lantaran menipu dan meminta para kaum hawa untuk video call telanjang dengan dirinya serta menjanjikan akan memberi imbalan uang jutaan rupiah.
Kapolresta Banyuwangi Kombes Arman Asmara Syarifudin Selasa (24/3/2020) mengatakan bahwa tersangka AT meminta 10 wanita itu video call dengan iming-iming imbalan uang jutaan. Sehingga para korban terbujuk dan mau telanjang.
Tak hanya itu ia (AT) mengancam akan menyebarkan rekaman video call itu agar 10 korban itu mau berhubungan intim dengannya. Pengancaman dilakukan karena AT merasa terangsang melihat para korban telanjang. diketahui saat penyelidikan sebelum aksi video call, AT sudah merasa kecanduan phone sek dengan wanita.
Dalam penyelidikan, masih kata Arman, tersangka mengaku menawarkan uang Rp 4 juta hingga Rp 15 juta saat video call. Mula-mula korban ditawari uang dengan nominal kecil. Saat korban menolak, tersangka tidak ragu-ragu menawarkan uang hingga puluhan juta Rupiah.
“Jadi seperti ini. Membuka baju dia janjikan berapa juta, buka celana dalam berapa juta hingga telanjang Rp 15 juta. Tapi itu hanya janji, kemudian digunakan tersangka untuk mengancam korban untuk minta bersetubuh,” tambahnya.
Sasaran dari AT adalah perempuan usia muda. Dari sepuluh korbannya, mayoritas merupakan perempuan yang sudah dikenalnya. Dengan iming-iming uang, tersangka dengan mudah memperdaya setiap korbannya. “Semuanya saya kenal. Dan usianya ya muda seumuran dengan saya. Saya iming-iming uang. Tapi tidak saya kasih,” tambahnya.
AT juga mengakui, korban pertama kemudian mengajak perempuan lainnya untuk dikenalkan kepadanya. Semua korban tidak mengetahui jika di balik panggilan video itu, tersangka sudah menyiapkan strategi kedua.
“Dari korban pertama mengajak teman yang lain. Begitu seterusnya. Baru satu kali tidur dengan salah satunya,” lanjutnya. Pelaku telah menyiapkan aplikasi perekam saat video call telanjang bersama para korban. Selanjutnya, video-video tersebut disimpan di dalam komputer miliknya.
“Saya siapkan aplikasi perekam layar. Sehingga setiap aktivitas video call tersimpan di HP. Saya simpan di komputer untuk dikoleksi,” pungkasnya. (suf)