DaerahJawa Timur

Tolak Kekerasan Seksual, PMII Mojokerto Gelar Teatrikal Di Halaman Pemkab

×

Tolak Kekerasan Seksual, PMII Mojokerto Gelar Teatrikal Di Halaman Pemkab

Sebarkan artikel ini
Kekerasan Seksual, PMII Mojokerto, Teatrikal, Halaman Pemkab Mojokerto

Kekerasan Seksual, PMII Mojokerto, Teatrikal, Halaman Pemkab Mojokerto

Lenterainspiratif.id | Mojokerto – Puluhan anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Mojokerto menggelar teatrikal tentang kekerasan seksual sebagai wujud dari refleksi mereka terhadap hari Hak Asasi Manusia (HAM) dan terealisasikannya RUU PKS serta Permendikbud 30. Acara yang digelar di depan kantor Bupati Mojokerto pada pukul 19.30 WIB, Kamis (09/12/2021) berlangsung khidmad dan haru.

Teatrikal ini terinspirasi dari kasus yang menimpa Almarhumah Novia Widyasari Rahayu yang melakukan bunuh diri karena depresi oleh kekerasan seksual yang dialaminya.

Refleksi teatrikal yang berjudul “Pada siapa seharusnya mengadu” di hadiri oleh perwakilan dari Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik (Bankesbangpol), Dinas Lingkungan Hidup (DLH) , dan Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak (PPPA) Kabupaten Mojokerto.

Perwakilan Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik (Bankesbangpol) saat memberikan sambutan memaparkan akan menerima laporan-laporan dari tindak kekerasan seksual yang terjadi.

“Kami dari Bankesbangpol, DLH, dan PPPA akan lebih memperhatikan kasus-kasus kekerasan seksual seperti ini, kalau adek-adek sekalian mau cerita-cerita, mau laporan, silahkan saya ada di pos Bankesbangpol,” ujarnya, saat mengisi sambutan.

Sementara itu Ketua Pengurus Cabang PMII Mojokerto, Ahmad Rofi’i. Memberikan pesan-pesan untuk saling menjaga perempuan sebagai manusia yang dihargai.

“Perempuan ibarat bintang, ibarat berlian yang harus dijaga, karena tanpanya tidak akan mungkin lahir generasi-generasi penerus bangsa ini,” tuturnya.

“Untuk itu kita harus meminimalisir terjadinya kekerasan seksual, kasus Novia Widyasari Rahayu ini hanyalah contoh, tentu masih banyak perempuan-perempuan di luar sana yang belum mendapatkan keadilan, dan tentu butuh wadah untuk menanganinya,” lanjutnya.

Teatrikal garapan Romy Riaza mahasiswa IKHAC ini, banyak mengandung pesan mengenai mental health (kesehatan mental), depresi, dan keresahan jiwa korban kekerasan seksual. Adanya teatrikal ini sebagai bentuk PMII untuk menyuarakan terealisasikannya RUU PKS dan Permendikbud 30. ( Est)