LenteraInspiratif.id | Mojokerto – Seorang pria bernama Andreas (65) ditemukan tewas di dalam kamar rumahnya Jalan Basket, Blok III, Perumahan Japan Raya, Kecamatan Sooko, Mojokerto. Jenazah pria paruh baya itu baru diketahui setelah tiga hari.
Menurut keterangan warga setempat, Mulyadi (56), korban tidak terlihat beraktivitas sejak Rabu, 14 Februari 2024 pasca pencoblosan Pemilu. Sementara rolling door rumah milik Andreas juga terkunci rapat.
Merasa ada yang janggal, Mulyadi berinisiatif menelepon Andreas, namun tidak ada jawaban. Dia lalu mengajak kepala dusun setempat dan keluarga korban untuk membuka paksa pintu tersebut.
“Saya gedor-gedor tidak mau dibuka, ya saya buka,” katanya kepada wartawan di lokasi.
Setelah pintu terbuka, lanjut Mulyadi, anak korban Ike (35) sempat melarangnya masuk untuk mencari keberadaan Andreas. Ketika itu Mulyadi didampingi keponakan Andreas.
“Setelah pintu dibuka saya langsung nyelonong masuk, sempat tidak diperbolehkan. ‘Orang tidur kok diganggu’ kata anaknya gitu,” ujarnya.
Meski begitu, Mulyadi tak mempermasalahkan sikap putri Andres. Sebab, ia menyebut, putri korban mengalami gangguan jiwa sejak ditinggal mendiang ibunya.
Saat diperiksa, mereka mencium bau menyengat dari dalam kamar Andreas. Namun, mereka tidak berani masuk.
Warga pun melaporkan hal tersebut kepada Polsek Sooko. Sementara, putri korban diamankan ke tempat lain.
“Anaknya agak stres setelah ibunya meninggal. Dulu sudah berumah tangga, tapi kita tidak tahu sudah cerai apa belum. (Putri korban) sudah kita amankan,” pungkas Mulyadi.
Mendapati laporan tersebut, petugas Polsek Trowulan dan Tim Identifikasi Polres Mojokerto mendatangi lokasi.
Jenazah korban kemudian dievakuasi ke RSUD Dr Wahidin Sudirohusodo Kota Mojokerto untuk ditangani lebih lanjut.
Polisi telah melakukan olah TKP di lokasi penemuan jasad korban. Namun, penyebab kematian korban masih belum diketahui.
Kapolsek Sooko AKP Suwarso mengatakan, korban ditemukan meninggal dunia di dalam kamar. Posisinya tidur terlentang dengan mengenakan kaos dan celana pendek.
“Kondisinya sudah membengkak. Mulut dan wajahnya rusak. Selanjutnya kita akan lakukan visum,” ungkapnya.
Ia menduga, korban meninggal tiga hari yang lalu. Korban terakhir keluar rumah pada saat menggunakan hak suara pada 14 Februari 2024 di TPS setempat. Ketika itu, wajah korban terlihat pucat.