Lenterainspiratif.id | Ternate – Tiga Kaders Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) dari Kolektif Maluku Utara (Malut) lolos sebagai penerima bidik misi (biaya pendidikan). Ketiga penerima bidik misi yaitu, Evelin F. Pinoke, Kristorian Tuandali, dan Rosihan Ibrahim.
Hal ini adalah Program Pengurus LMND Nasional dalam memperingati puncak Hari Lahir (Harlah) LMND ke-25 tahun. Sesuai dengan program Bidik Misi, ditargetkan 25 Kaders terbaik LMND se Indonesia yang berhak menerima bidik misi dengan total biaya pendidikan Rp 125.000.000,00, olehnya itu, sesuai hasil Verifikasi dari tim diumumkan 25 Kaders terbaik LMND lolos sebagai penerima bidok misi, 3 di antaranya LMND Kolektif Maluku Utara.
Evelin F. Pinoke, saat di konfirmasi, Senin (22/07/2024), menyampaikan rasa terima kasih kepada Pengurus Eksekutif Nasional LMND, yang telah berupaya dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia melalui bantuan biaya pendidikan.
“Saya berterima kasih kepada pengurus EN-LMND melalui tim verifikasi yang mampu melihat pendidikan dan keterbelakangan keluarga melalui biaya studi di perguruan tinggi,” ucap Veli sapaan akrab Evelin.
Kristorian Tuandali, mengucapkan terima kasih kepada tim Verifikasi dan seluruh Pengurus Eksekutif Nasional LMND yang telah memberikan kontribusi besar dalam membantu meningkatkan pendidikan di Indonesia.
“Saya secara pribadi sangat-sangat berterima kasih kepada LMND dan seluruh pengurus Eksekutif Nasional yang mana telah memberikan kontribusi besar terhadap 25 orang kaders LMND se Indonesia, termasuk 3 kaders dari kolektif Wilayah Maluku Utara, tingkat kabupaten/Kota. Semoga bermakna bagi masa depan Pendidikan kita,” ucapnya.
Hal yang sama juga di sampaikan Rosihan Ibrahim, berterima kasih yang mendalam atas bantuan yang diberikan oleh Eksekutif nasional, terutama kepada Ketua Umum LMND Bung Muhammad Asrul yang punya semangatnya luar biasa dan merawat Liga tetap berkibar hingga hari ini.
“Demikian lewat Bantuan ini sebagai satu kesan yang terbaik untuk seluruh kaders LMND se-Indonesia guna mengatasi masalah-masalah perekonomian (keluarga) yang terbelakang, tetaplah mandiri, moderen, terbesar,” ujarnya. (TT).