Lenterainspiratif | Labusel – Proses Konferensi Cabang GP Ansor Labuhan Selatan dinilai menyalahi aturan. Bahkan sejumlah kader menyebut adanya oknum Pimpinan Pusat yang ikut campur dalam konferensi tersebut.
Irwan Tanjung mewakili kader GP Ansor Labuhanbatu Selatan, menyataan sikapnya atas prosesi Konferensi Cabang GP Ansor Labuhanbatu Selatan yang dinilai telah mengkangkangi peraturan dasar organisasi yang didirikan oleh para ulama tersebut.
“ini harus kami ingatkan kembali kepada sahabat-sahabat Ansor dan mereka yang bukan kader tetapi ikut mengintimidasi para peserta, terlepas dari itu, kami merasa penting menyampaikan proses di forum konferensi tersebut”, jelasnya.
Irwan menjelaskan, pelaksanaan konferensi memiliki dasar atau aturan baku yang tertuang di dalam PD/PRT GP Ansor dan turunannya atau penjelasannya di dalam Peraturan Organisasi (PO). Menurutnya, peserta Konferensi Cabang adalah Pimpinan Anak Cabang yang diberi mandat.
“Sementara Pimpinan Wilayah hanya menjadi Pimpinan sidang sementara dan jika kesepakatan forum Pimpinan Wilayah dapat melanjutkan memimpin sidang sampai selesai maka isi forum tersebut hanya diisi oleh peserta yang telah disepakati saja, bahkan keberadaan Banser pun sesuai dengan dengan kesepakatan forum”, jelas Irwan Tanjung lagi.
Irwan melanjutkan, dalam proses sidang ada 4 pleno yang harus di lewati dalam forum konferensi itu. Diantaranya pleno pengesahan Tatib, Komisi-komisi dan seterusnya. Komisi ini di bagi 3 dan setelah selesai masing-masing komisi akan mempresentasikan hasil dalam paripurna.
“ini sesuai dengan PO Ansor, jadi idealnya konferensi itu tidak bisa selesai 2-3 jam saja, apalagi hanya beberapa menit,” tegasnya.
Irwan juga menyampaikan bahwa konferensi ini adalah forum tertinggi di tingkat cabang, sebagai para kader menunggu hasil dari forum itu.
“Jadi ini bukan hanya soal siapa jadi ketua, tetapi mentapkan program kerja, rekomendasi, hasil dari komisi-komisi di forum itu, kami sangat yakin pada kesempatan kali ini tidak ada, karena konferensi itu berlangsung dalam waktu yang tidak normal, tiba-tiba udah selesai aja, akhirnya hanya berjalan beberapa menit, kami meragukan hasil konferensi ke 3 ini”, tutup Tanjung.
Hal serupa disampaikan Roni kader Ansor lainnya yang juga mengaku sangat kecewa, prosedur organisasi yang seharusnya dijalankan sesuai PD/PRT dan PO Ansor, malah hal itu diabaikan hanya karena kepentingan siapa yang akan menjadi ketua cabang.
“Walaupun itu perintah dari pimpinan pusat, kita mengerti bahwa Labusel ini tempat sahabat Hasan Basri Sagala (Kasatkornas) dilahirkan, tetapi tidak mesti panik juga, karena ini sudah SK ketiga penunjukan dan akan berakhir tanggal 1 Desember ini, sekali lagi kami menolak hasil konferensi abal-abal ini”, tegasnya.
“Saat ini kami sedang mengkaji dan mempertimbangkan untuk melakukan gugatan kepada Pimpinan Wilayah dan Pimpinan Pusat, kami menilai konferensi ini cacat hukum dan batal demi aturan organisasi, walau disisi lain kami meragukan kredibilitas sahabat Hasan Sagala”, sambungnya dengan nada geram.
“Organisasi ini organisasi besar tetapi hanya karena kepentingan pribadi seseorang, organisasi ini jadi korban karena diberi ruang dari oknum di internal organisasi ini, dibajak oleh orang-orang yang tidak pernah mengurusi, memikirkan bahkan mungkin saja mereka baru tau Ansor ini. faktor eksternal ini sangat besar pengaruh nya menjadikan Ansor sebagai organisasi kecil di Labusel ini, karena sangat gampang di bajak oleh orang lain. Kami mengutuk oknum tersebut, karena konferensi ini tidak memiliki Marwah dan bobot sebagaimana mestinya”, tutup Roni . (Habibi)