
lenterainspiratif.com MOJOKERTO – Kondisi tanggul Sungai Sadar di Kota Mojokerto benar-benar semakin menghawatirkan, salah satunya di Lingkungan Ngaglik Kelurahan/Kecamatan Kranggan pada Selasa (4 /2/2020), yang sempat disidak secara langsung oleh orang nomer satu di kota mojokerto.
Bukan hanya di ngaglik, sekitar 200 meter dari TKP awal. Tak cukup satu, tapi dua titik sekaligus. Dengan demikian, tercatat enam titik tanggul Sungai Sadar di wilayah Kota Mojokerto ambrol, sejak Desember 2019 lalu.
Masifnya kerusakan tangkis sungai ini tak pelak membuat warga yang bermukim disekitaran sungai dicekam was-was. Pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas dan Pemkot Mojokerto wajib berjibaku menghadang kritisnya tanggul sungai ini. Sejumlah warga mengungkapkan titik baru yang jebol tersebut berada di sebelah utara Taman Makam Pahlawan (TMP). Celakanya, plengsengan disebelah utara titik tersebut, terpantau mengalami keretakan dan dimungkinkan segera menyusul longsor. Runtuhnya plengsengan tersebut mengancam sebuah gapura yang terletak persis diatas tanggul tersebut.
Menurut Siswanto, peristiwa tersebut terjadi pada jam 20.00 WIB, Kamis (6/2/2020). “Ambrol sekitar jam 20.00 WIB an. Bibir sungai yang rusak sekitar 5 meteran,” kata Sis, Jumat (7/2) tadi siang.
Sementara itu, menyusul kekuatiran sejumlah warga Kota terhadap dampak jebolnya tanggul sungai itu, Pemkot Mojokerto melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Mojokerto Jumat pagi telah mengambil langkah darurat. Sejumlah pekerja dikerahkan untuk memasang bedeng darurat dari anyaman bambu. Selanjutnya diurug dengan tanah baru.
“Kita menangani kerusakan tanggul di wilayah Ngaglik sambil mengurus ijin ke BBWS,” terang Kepala Dinas PUPR Kota Mojokerto, Mashudi.
Mantan Kasatpol PP itu mengungkapkan untuk menangani kerusakan tersebut perlu ada ijin dari BBWS selaku pemegang konsensus sungai. “Harus ada ijin dulu. Dalam ijin tersebut wajib disertakan upaya strategis yang dilakukan, apakah nanti di bronjong pakai batu ataukah diplengseng kembali,” tuturnya.
Namun ia mengungkapkan bahwa untuk sementara PUPR akan menangani tangkis yang ambrol dengan cara menggedeg pada tebing sungai. “Digedeg, kita kerja mulai tadi pagi,” imbuhnya.
Ditemui usai pelantikan pejabat, Walikota Mojokerto Ika Puspitasari mengatakan pihaknya telah mengambil langkah kongkret untuk mengatasi kejadian ini. “Kerusakan yang di Gunung Gedangan itu, BBWS sudah sanggup memperbaiki dengan dana mereka. Kalau yang di Ngaglik itu, karena anggarannya harus dibagi dengan daerah lain maka kalau ada pelimpahan kewenangan maka akan saya kerjakan dengan dana saya,” tandasnya.
Meski demikian, Wali Kota Ning Ita (panggilan Ika Puspitasari, Red) akan mengikuti prosedur. “Saya akan mengerjakan tapi proses administrasinya harus selesai dulu,” pungkasnya.
Warga tiga Kelurahan disekitaran Sungai Sadar belakangan tak dapat tidur nyenyak. Tercatat empat titik tanggul sungai di wilayah Kota Mojokerto dibiarkan kritis. Hingga kini, kerusakan tangkis sungai yang membelah daerah sejak Desember 2019 lalu dibiarkan jebol tanpa ada penanganan dari pemegang konsensus sungai yakni Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas.
Warga berharap pihak berwenang melakukan langkah kongkret. Pasalnya, curah hujan yang mengguyur “Kota Onde-onde” sejak beberapa minggu belakangan lagi tinggi-tingginya.
Sementara itu, tiga kelurahan masuk peta rawan bencana lantaran berada di daerah aliran sungai tersebut yakni Kelurahan Kranggan, Kelurahan Meri dan Kelurahan Gunung Gedangan. (roe)