Kota Mojokerto, LenteraInspiratif.id — Upaya berkelanjutan Pemerintah Kota Mojokerto dalam menekan angka stunting kembali membuahkan hasil gemilang. Kementerian Keuangan RI menetapkan Kota Mojokerto sebagai salah satu daerah penerima Dana Insentif Fiskal (DIF) sebesar Rp 6 miliar atas keberhasilan dalam kinerja penanganan stunting.
Penetapan tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 330 Tahun 2025 yang dikeluarkan pada 10 November 2025.
Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari atau yang akrab disapa Ning Ita, menyampaikan rasa syukur dan apresiasinya. Ia menegaskan bahwa capaian tersebut merupakan hasil kerja kolektif seluruh elemen, mulai dari perangkat daerah, kader kesehatan, PKK, hingga berbagai mitra pemerintah.
“Alhamdulillah, capaian ini adalah buah kerja keras dan sinergi seluruh pihak dalam menurunkan angka stunting di Kota Mojokerto. Kami tidak hanya fokus pada penanganan, tetapi juga pencegahan dari hulu ke hilir,” ujarnya, Senin (17/11/2025).
Tren Penurunan Stunting Terus Membaik
Berdasarkan data EPPGBM, prevalensi stunting di Kota Mojokerto terus menunjukkan penurunan signifikan dari tahun ke tahun. Pada 2019 angka stunting tercatat 9,04%, kemudian menurun menjadi 7,71% (2020), 4,84% (2021), 3,12% (2022), 2,04% (2023), 1,54% (2024), dan pada September 2025 kembali turun menjadi hanya 1,16%.
“Penurunan yang sangat signifikan ini menjadi bukti bahwa berbagai program intervensi yang kita lakukan berjalan efektif dan tepat sasaran,” kata Ning Ita.
Strategi Komprehensif dan Inovatif
Keberhasilan tersebut tak lepas dari strategi komprehensif yang dijalankan Pemkot Mojokerto, seperti:
- edukasi berkelanjutan kepada calon pengantin, ibu hamil, dan keluarga balita
- intervensi gizi spesifik dan sensitif
- pemanfaatan teknologi digital untuk pemantauan tumbuh kembang
- penguatan peran PKK, kader posyandu, dan kader motivator
- pendampingan keluarga berisiko stunting
- program SOTH (Sekolah Orang Tua Hebat) untuk edukasi pengasuhan dan pemenuhan gizi
Selain itu, berbagai inovasi lokal juga digerakkan, seperti Canting Gula Mojo (Cegah Stunting, Gerak Unggul Pemberdayaan Masyarakat Kota Mojokerto) dan program DASHAT (Dapur Sehat Atasi Stunting). Pemkot Mojokerto juga rutin menyalurkan Bantuan Pangan bagi keluarga berisiko stunting.
Anggaran Akan Perkuat Program Stunting
Ning Ita menegaskan, dana insentif fiskal tersebut akan dimanfaatkan secara optimal untuk memperkuat program penanganan stunting di Kota Mojokerto.
“Dana ini akan kami gunakan sebaik mungkin untuk memastikan Kota Mojokerto benar-benar bebas dari stunting,” tegasnya.
Dengan capaian prevalensi terendah sepanjang sejarah, Kota Mojokerto kini menjadi salah satu daerah kecil yang berhasil menunjukkan komitmen besar dalam membangun generasi sehat, cerdas, dan berdaya saing, selaras dengan Cita Pertama dalam Panca Cita Kota Mojokerto, yakni peningkatan kualitas sumber daya manusia. (roe/adv)











