Mojokerto, LenteraInspiratif.id – Band punk asal Purbalingga, Sukatani, sedang jadi bahan pembicaraan setelah lagu mereka, Bayar Bayar Bayar, Lagu ini dianggap menyindir kepolisian, memicu perdebatan, dan Banyak yang menganggap lagu ini menyindir kepolisian, sehingga memicu perdebatan di media sosial. Karena polemik yang semakin besar, band ini akhirnya memutuskan untuk menghapus lagu tersebut dari semua platform musik dan menyampaikan permintaan maaf.
Dalam video klarifikasinya, dua personel Sukatani, Muhammad Syifa Al Lufti (Alectroguy) dan Novi Citra Indriyati (Twister Angel), mengatakan mereka tidak bermaksud menyinggung siapa pun. Lagu itu, menurut mereka, hanyalah bentuk kritik sosial dan ekspresi dari apa yang mereka lihat di sekitar.
Tapi, meski sudah meminta maaf, banyak orang justru semakin memberikan dukungan. Tagar #KamiBersamaSukatani ramai di media sosial, dan beberapa kelompok bahkan berencana menyanyikan lagu ini dalam aksi demonstrasi Indonesia Gelap. Mereka menganggap musik adalah bentuk kebebasan berekspresi yang tak seharusnya dibatasi.
Menanggapi polemik ini, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan bahwa Polri tidak anti-kritik dan menduga ada miskomunikasi yang terjadi. “Kami selalu terbuka terhadap kritik yang membangun. Jika ada kesalahpahaman, mari kita luruskan bersama,” ujar Listyo Sigit dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (20/2).
Sementara itu, Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) menilai kasus ini sebagai tanda bahwa kebebasan berekspresi semakin sempit. Ketua YLBHI, Muhammad Isnur, menyatakan bahwa pihaknya siap memberikan pendampingan hukum jika ada musisi yang merasa ditekan atau diintimidasi karena karya mereka. “Ini bukan sekadar soal satu lagu, tapi soal kebebasan berekspresi di Indonesia,” kata Isnur dalam pernyataan resminya.
Kontroversi ini kembali memunculkan pertanyaan: apakah kritik lewat musik boleh sebebas-bebasnya, atau ada batasan yang harus dijaga? Yang jelas, kasus Sukatani membuktikan bahwa seni dan kritik sosial masih menjadi perdebatan panjang di Indonesia.