Jawa TimurPendidikan

Subhanallah, SMPN 5 Kota Mojokerto Manfaatkan Air Bekas Wudhu untuk Budidaya Lele

×

Subhanallah, SMPN 5 Kota Mojokerto Manfaatkan Air Bekas Wudhu untuk Budidaya Lele

Sebarkan artikel ini
Siswa SMPN 5 Kota Mojokerto sedang berwudhu

 

LenteraInspiratif.id | Mojokerto – UPT SMPN 5 Kota Mojokerto memiliki cara unik dalam konservasi air, yaitu memanfaatkan sisa air wudhu untuk budidaya ikan dan maggot. Selain untuk upaya menghemat air, program bernama Manis ‘Maggot untuk Mengurangi Sampah’ itu dijadikan media edukasi siswa.

UPT SMPN 5 Kota Mojokerto yang merupakan sekolah adiwiyata dituntut memiliki Perilaku Ramah Lingkungan Hidup (PRLH), salah satunya yaitu konservasi air. Program konservasi air di SMPN 5 Kota Mojokerto salah satunya yaitu dengan melakukan penghematan air.

Nono Purnomo, Kepala SMP Negeri 5 Mojokerto menjelaskan, budidaya ikan lele dan nila dipilih karena relatif lebih mudah untuk dibudidayakan dan dapat digunakan sebagai media dalam proses pembelajaran.

“Selain belajar mengamati secara langsung tentang pertumbuhan dan perkembangan ikan lele dan nila, pengetahuan tentang pentingnya konsumsi ikan lokal segar dan sehat juga menjadi pembelajaran bagi siswa,” ucapnya pada, Senin (21/8/2023).

Limbah air wudhu yang sudah digunakan langsung dialirkan ke kolam ikan dengan ukuran 4×1,25 meter dan kedalaman 2 meter yang terbagi menjadi tiga kotak.

Budidaya ikan lele dan nila dalam Maduleni juga disandingkan dengan pemanfaatan maggot sebagai pakan bagi nila dan lele.

“Hal ini dapat disandingkan dengan upaya pengurangan sampah organik yang akan digunakan sebagai pakan nila dan lele,” tuturnya.

Tidak hanya ikan, UPT SMPN 5 Kota Mojokerto juga membudidayakan maggot. Alasan memilih budidaya maggot untuk mencukupi kebutuhan pakan lele dan nila.

“Warga sekolah dapat membawa sisa sampah dapur dari rumah untuk pakan maggot. Maggot menjadi sumber makanan bergizi tinggi karena mengandung zat-zat yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan ternak ikan,” tuturnya.

Hasil budidaya lele dan nila dapat digunakan untuk pembelajaran kewirausahaan bagi peserta didik. Menanamkan jiwa kewirausahaan, motivasi, kemandirian, dan percaya diri selain itu dapat memenuhi kebutuhan biaya peserta didik yang kurang mampu untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan di sekolah. (roe/adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *