Daerah

SMA Negeri 9 Kota Ternate Diduga Lakukan Pungli

×

SMA Negeri 9 Kota Ternate Diduga Lakukan Pungli

Sebarkan artikel ini

foto : yusri a boko, lsm buku suba institut serta kaprodi manajemen pendidikan islam, iai as – siddiq kie raha. 

Ternate, Lentera Inspiratif.com
Pendidikan merupakan sebuah kebutuhan dan keharusan bagi setiap insan. Karena pendidikan bagian terpenting dari kemajuan suatu bangsa. Namun, terkadang pendidikan justru dijadikan sebuah ladang penghasilan bagi oknum tertentu. Hal itulah, yang menjadikan pendidikan jauh dari harapan dan tujuan. Belum lagi, mahalnya biaya pendidikan, yang berdampak buruk bagi warga miskin. Serta, masih beredarnya praktek pungutan liar (Pungli) yang dijalankan disetiap sekolah.

Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 9 Kota Ternate, Maluku Utara, adalah salah satu sekolah yang masih menjalankan praktek pungli. Buktinya, beberapa waktu lalu, sebelum pelaksanaan Ujian Nasional (UN) pihak sekolah telah mengumpulkan sejumlah wali murid siswa untuk melakukan rapat. Dalam rapat tersebut, pihak sekolah dalam hal ini adalah Kepala Sekolah meminta pada wali murid agar mengumpulkan dana sebesar Rp. 250rb per siswa. Alasannya, uang tersebut akan digunakan untuk keperluan konsumsi sebesar Rp. 50rb, sedangkan untuk perbaikan nilai sejumlah Rp. 100rb, serta Rp. 100rb lagi untuk biaya pengambilan ijazah.

"Padahal saat rapat sebelumnya, pengambilan ijazah tidak dikenakan biaya bagi yang menerima beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP), "beber, Yusri A Boko, LSM Buku Suba Institut, saat dikonfirmasi pada Jumat (08/06/2018).

Perlu diketahui bahwa jumlah siwa kelas III berjumlah 33 orang. Dan 32 orang yang mendapat beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP). Untuk besaran beasiswa PIP yang diterima siswa juga dilakukan pemotongan, misalnya, persiswa seharusnya mendapatkan Rp. 1jt/siswa. Namun, rata-rata yang diterima oleh siswa tingal Rp 400rb sampai Rp 500rb.

"Ada dua tipe pungli yang dilakukan oleh Kepala SMA Negeri 9 Kota Ternate, RITA A.R BASRAH. Pertama, orang tua disuruh mengumpul uang sebesar Rp 250rb dari jumlah total siswa SMA Kelas III sebanyak 33 orang. Sedangkan yang kedua adalah, dari beasiswa PIP. Untuk jenis pemotongan adalah, uang ijazah Rp 100rb, uang musholah Rp 100rb, uang operator Rp 100rb, dan uang materai Rp 100rb, "ujarnya.

Ironisnya juga, cara pengambilan beasiswa PIP pun dilakukan dirumah Kepala Sekolah, yang berada di Kelurahan Bula, Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate. Hal inilah, juga membuat bingung bagi sejumlah orangtua siswa.

"Ini yang saya katakan, bahwa pendidikan telah dikomersialisasikan, "pungkas Kaprodi Manajemen Pendidikan Islam, Institut Agama Islam  As-siddiq Kie Raha Malut. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *