BudayaJawa Timur

SH Winongo Berdiri Tahun 1903 Atau 1965

×

SH Winongo Berdiri Tahun 1903 Atau 1965

Sebarkan artikel ini
SH Winongo Berdiri Tahun 1903 Atau 1965
Ki Ngabehi Surodiwiryo

SH Winongo Berdiri Tahun 1903 Atau 1965
Ki Ngabehi Surodiwiryo

Lenterainspiratif.id – Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo Madiun atau SH Winongo 1903 dengan sebutan lain Sedulur Tunggal Kecer (STK ), Sedulur Tunggal Banyu ( STB). SH pertama kali berdiri dikampung Tambak Gringsing, Surabaya dengan pendiri Ki Ngabehi Soerodwirjo atau eyang suro dengan seni pencak silatnya Joyo Gendhilo Cipto Mulyo Mangun Mardi Harjo.

Eyang Suro memiliki nama kecil yaitu Raden Muhammad Masdan. SH pertama kali memiliki 8 murid didahului oleh 2 saudara yaitu Noto/Gunadi (adik kandung eyang suro) dan Kenevel berkebangsaan Belanda.

Organisasi itu mendapat hati di kalangan masyarakat pada tahun 1917 setelah melakukan demonstrasi pencak silat terbuka di alun alun kota Madiun dan menjadi populer di masyarakat karena memiliki gerakan unik penuh seni dan bertenaga. Pada tahun 1917 eyang suro mengganti nama STK menjadi Persaudaraan Setia Hati.

Sayangnya pada tahun 1964, SH mengalami kemunduran dan tidak begitu aktif, hal itu disebabkan keadaan yang sebagian besar saudara saudara SH mayoritas sudah lanjut usia, ditambah lagi dengan semakin kurangnya penerimaan saudara baru lalu diperparah dengan saudara SH banyak yang sudah meninggal dunia.

Jika keadaan yg demikian dibiarkan terus-menerus maka SH lambat laun akan mengalami kepunahan.

Untuk menghindari kepunahan ajaran SH dengan ajaran yang edi peni dan adi luhung tersebut, maka pada tanggal 15 Oktober 1965 bapak Soewarno merasa terpanggil untuk bergerak mengaktifkan kegiatan kegiatan Setia Hati. Karena aktif dalam bentuk organisasi dan sudah mendapat izin notaris, di dalam Setia Hati disisipkan kata Tunas Muda, yang artinya akan bersinar kembali. Pada akhirnya nama lengkapnya adalah Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo Madiun (PSHW TM)

Pelajaran pencak silat yang diajarkan kepada para saudara SH Winongo adalah berasal dari para pendekar terkenal (sembilan orang pendekar) dan yang terakhir dari bapak Ki Ngabehi Soerodwirjo, saudara tertua dalam Persaudaraan “Setia Hati” Winongo.

Dengan meningkatkan latihan jasmani (pencak) dan latihan rohani (iman dan takwa kepada Allah), maka dapat diharapkan pemuda kita sebagai generasi penerus akan menjadi kader bangsa yang militan yang sangat berguna bagi kepentingan bangsa dan negara.

Dalam penerimaan PSH Winongo Tunas Muda harus dilakukan pengesahan terlebih, dengan di sahkan seseorang akan resmi menjadi warga. Karena ilmu-ilmu SH hanya boleh diketahui oleh warganya dan dilarang mengajarkanya kepada yang bukan warga. Untuk pelajaran tingkat lanjut baik itu akan diikuti atau tidak oleh seorang warga, itu merupakan kesadaran dari warga tersebut karena dalam SH tidak ada paksaan.

PSHW TM selain di Madiun tidak pernah membuka perguruanya dimanapun seperti perguruan silat yang lain, jika ada itu hanyalah sebagai tempat berlatih dan silaturahmi saja. Seluruh saudara baru PSHW TM baik dari Madiun, luar Madiun bahkan Mancanegara untuk menjadi saudara harus datang dan di Kecer di Madiun, Jawa Timur. Hal ini untuk menjaga kemurnian aliran Setia Hati dan itulah yang menjadikan ikatan persaudaraan menjadi sangat indah. ( Tim)