Lenterainspiratif.id | Halsel – Progres pekerjaan proyek Rehabilitasi jalan lingkungan dan area parkir pelabuhan Ferry Kayoa Utara, Kabupaten Halmahera selatan (Halsel), provinsi Maluku utara (Malut), sampai pada bulan oktober 2023 ini sudah mencapai 50 Persen.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Halmahera Selatan, Ramly Munui, saat di konfirmasi awak media Bia telpon seluler, Minggu (15/10/2023), mengatakan bahwa, meskipun baru pencairan anggaran 20 persen progres Pekerjaan Rehabilitasi Jalan lingkungan dan Areal Parkir Pelabuhan Penyeberangan Kayoa dengan Nilai Kontrak Rp 4.169.946.000 sudah mencapai 50 persen.
“Kondisi progres sekarang sudah mencapai lebih dari 50%, jika minggu depan dilakukan pengecoran lantai bisa dipastikan realisasi fisik mencapai 70 sampai 75%, akan tetapi proses pengecoran harus bertahap karena terminal tersebut juga harus digunakan untuk Kapal Ferry yang tengah beroperasi,” ucapnya.
Ramly Munui menjelaskan, sebelumnya Masa Kontrak pekerjaan tersebut telah selesai di bulan Agustus 2023 kemarin, akan tetapi pihak Kontraktor mengajukan permohonan perpanjangan waktu 90 Hari lagi, sehingga pekerjaan tetap dikerjakan. Hal ini dikarenakan anggaranya baru di cairkan 20 persen, dan selama pekerjaan berlangsung materialnya harus di datangkan dari pulau makian.
“Terjadinya keterlambatan pekerjaan sebelumnya itu hanya persoalan material harus di datangkan dari pulau makian, karena apabila terjadi musim ombak distribusi material sudah pasti terhambat, tetapi Alhamdulillah saat ini semua Material sudah tertampung di lokasi kerja dan dipastikan minggu depan sudah pengecoran lantainya,” ujarnya
Hal yang serupa juga di sampaikan oleh Pihak Kontraktor Iswan Minggu, bahwa untuk pekerjaan jalan lingkungan dan area parkir Pelabuham Ferry Kayoa itu masa kontraknya habis di bulan Agustus 2023 kemarin, tetapi saat itu progresnya sudah di angka 50% dan anggarannya baru di cairkan 20 persen. Jadi pihaknya minta waktu 90 hari untuk bisa menyelesaikan sisa pekerjaan tersebut.
Iswan menyampaikan, untuk besaran anggaran pekerjaan tersebut senilai 4 miliar lebih, tapi pihaknya katakan, baru dicairkan uang muka 20%. Sementara untuk soal keterlambatan sebelumnya itu dikarenakan semua material lokal seperti pasir krikil dan lainya itu harus di distribusi dari pulau Makin, karena itu terkadang terkendala akibat cuaca alam.
“Tapi Alhamdulillah sampai hari ini material pasir krikil yang sudah masuk mencapai 128 kubik, tetapi itu nantinya masih ada tambahan materialnya lagi,” jelasnya. (TT).