Unik

Sebelum Meninggal Pria Di Amerika Serikat Alami Ereksi Selama Tiga Jam

×

Sebelum Meninggal Pria Di Amerika Serikat Alami Ereksi Selama Tiga Jam

Sebarkan artikel ini
Sebelum Meninggal Pria Di Amerika Serikat Alami Ereksi Selama Tiga Jam
Ilustrasi

Sebelum Meninggal Pria Di Amerika Serikat Alami Ereksi Selama Tiga Jam
Ilustrasi

Lenterainspiratif.id | Jakarta – Seorang pasien COVID-19 di Amerika Serikat meninggal dunia setelah 3 jam berturut-turut mengalami ereksi . Peristiwa yang menimpa seorang pria berusia 61 tahun itu bermula saat ia diminta paramedis untuk tidur tengkurap selama 12 jam.

Hal itu dilakukan karena pasien sudah dalam kondisi kritis dan harus menggunakan ventilator, pria yang di rawat di RS Miami Valley itu kemudian disarankan dokter untuk tengkurap selama 12 jam untuk memudahkannya bernafas.

Sialnya, setelah kembali dalam posisi berbaring normal, pria ini malah mengalami ereksi tak kunjung henti. Dokter saat itu langsung mencoba mengatasinya dengan kompres es.

“Mereka mencoba mengurangi pembengkakan dengan kompres es tetapi tidak berhasil,” kata dokter dalam studi The American Journal of Emergency Medicine.

Setelah tiga jam berlalu, mereka akhirnya terpaksa mengalirkan darah dari penis pria ini dengan jarum.

Pria itu didiagnosis mengalami kondisi priapisme atau ereksi berkepanjangan, kondisi itu biasnya muncul karena darah terjebak dalam bilik ereksi pada penis.

Namun meski ereksi pria tersebut sudah berhasil ditangani, pria malang itu tetap meregang nyawa saat sedang perawatan intensif saat paru-parunya berhenti bekerja.

Mengapa bisa terjadi?

Petugas medis percaya priapisme itu disebabkan oleh penggumpalan darah, yang diketahui sebagai komplikasi dari virus Corona.

“Kami belum pernah melihat kasus priapisme terkait COVID-19 seperti ini, dan kami telah menangani lebih banyak pasien COVID-19 daripada rumah sakit Eropa lainnya sejauh yang saya ketahui, jadi inilah jelas merupakan manifestasi COVID-19 yang langka tetapi dapat dijelaskan,” jelas ahli bedah urologi Birmingham Dr Richard Viney.

Kasus seperti itu juga pernah terjadi pada pria asal Perancis yang berusia 62 tahun. Ia juga mengalami hal sepura saat sedang menjalani perawatan karena COVID-19 dan dalam kondisi kritis. Paramedis menemukan gumpalan darah gelap yang diduga disebabkan oleh COVID-19. ( tim )