Internasional

Salwan Momika, Pembakar Al-Quran, Ditembak Mati di Swedia

×

Salwan Momika, Pembakar Al-Quran, Ditembak Mati di Swedia

Sebarkan artikel ini

 

LenteraInspiratif.id – Salwan Momika, pria asal Irak yang dikenal karena aksi pembakaran Al-Quran yang memicu protes keras, ditemukan tewas ditembak di sebuah apartemen di Södertälje, Stockholm, pada Rabu malam, 31 Januari 2025. Pembunuhan ini terjadi hanya beberapa jam sebelum putusan terkait kasusnya dibacakan oleh pengadilan.

 

Menurut polisi Stockholm, pria berusia 40-an yang ditemukan dengan luka tembak di Hovsjö, kemudian dibawa ke rumah sakit namun dinyatakan meninggal dunia pada Kamis pagi. Lima orang telah ditangkap terkait pembunuhan ini, namun pihak berwenang belum memastikan apakah salah satu penembak termasuk dalam kelompok yang ditangkap.

 

Momika, yang juga seorang pengungsi Irak, dikenal sebagai pengkampanye anti-Islam. Pada musim panas 2023, ia membakar Al-Quran di luar Masjid Pusat Stockholm dalam sebuah demonstrasi yang memicu kemarahan di dunia Muslim, termasuk kerusuhan di kedutaan Swedia di Baghdad. Aksi tersebut membuat banyak negara mengutuk dan memicu ketegangan diplomatik. Meski demikian, pemerintah Swedia memberikan izin kepada Momika untuk melakukan protes semacam itu berdasarkan kebebasan berbicara.

 

Sebelum kematiannya, Momika dihadapkan pada dakwaan “agitasi terhadap kelompok etnis” dalam serangkaian kejadian yang terjadi tahun 2023. Namun, keputusan pengadilan yang dijadwalkan pada Kamis, 1 Februari 2025, terpaksa ditunda karena kematiannya.

 

Perdana Menteri Swedia, Ulf Kristersson, mengaitkan pembunuhan ini dengan kemungkinan keterlibatan “kekuatan asing” dan menyatakan bahwa dinas keamanan Swedia telah terlibat dalam penyelidikan. Ia mengungkapkan kekhawatirannya bahwa pembunuhan ini mungkin memiliki hubungan dengan negara luar, mengatakan: “Saya dapat meyakinkan Anda bahwa dinas keamanan terlibat secara mendalam karena jelas ada risiko bahwa ada hubungan dengan kekuatan asing” (BBC, 2025).

 

Hal serupa juga ditegaskan oleh Wakil PM Ebba Busch, yang mengutuk keras pembunuhan tersebut sebagai ancaman terhadap demokrasi bebas Swedia, dengan menyatakan di X: “Ini adalah ancaman bagi demokrasi bebas kita. Ini harus dihadapi dengan kekuatan penuh masyarakat kita” (BBC, 2025).

 

Meski situasi ini memicu ketegangan, pemerintah Swedia tetap berkomitmen untuk menemukan cara hukum untuk mengatur protes-protes yang melibatkan pembakaran kitab suci dalam kondisi tertentu, guna menjaga ketertiban dan harmoni sosial.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *