Lenterainspiratif.id | Mojokerto – Meningkatnya penyakit TBC di Mojokerto membuat Yabhysa hadir untuk menekan penyebaran penyakit yang dianggap kebanyakan masyarakat menakutkan.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes ) Kabupaten Mojokerto kasus yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis atau
TBC positif sebanyak 1.506 pada tahun 2022.
Hal itu terungkap saat Konferensi Pers Pernyataan Bersama Upaya Kolaborasi Penanggulangan Tuberkolosis oleh SSR Yabhysa bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mojokerto di Hotel Aston Mojokerto, Rabu (28/12) pagi.
Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, dr. Agus DC menjelaskan berdasarkan analisa situasi di Kabupaten Mojokerto, ribuan kasus TBC sudah mendapatkan pengobatan sesuai standar.
“Kita berkomitmen untuk bekerjasama dengan komunitas dan pemangku kepentingan dalam upaya penanggulangan TBC di masyarakat. Maka dari itu perlu adanya dukungan berbagai lintas sektor terkait untuk upaya eliminasi TBC di Kabupaten Mojokerto. Salah satunya berkolaborasi dengan Yabhysa ini,” jelasnya.
Agus menambahkan, Dinkes telah melakukan berbagai kegiatan untuk menanggulangi TBC di wilayahnya. Yakni dengan membentuk Kopi TB, membuat usulan ke pusat untuk penambahan alat TCM TBC di tiap Puskesmas, mencukupi semua kebutuhan obat dan sarpras pelayanan TBC, menjaring semua layanan DPM dan layanan RS swasta.
“Kami juga melakukan peningkatan kapasitas pemegang program TBC Puskesmas dan Rumah Sakit serta melaksanakan kegiatan kader TBC untuk pencarian kasus suspek TBC di wilayah Puskesmas,” urainya.
Sementara itu, Ketua Cabang Yabhysa Kabupaten Mojokerto, Safriati mengatakan Yabhysa telah berhasil melakukan Investigasi Kontak terhadap 811 indeks dan temukan sebanyak 566 kasus baru pada tahun ini.
“Kader Yabhysa di setiap kecamatan siap mendukung kegiatan penanggulangan TBC mulai dari penemuan kasus, pendampingan pengobatan sampai pasien sembuh dan melakukan investigasi kontak kepada pasien TBC,” jelasnya.
Titik sapaan akrab Safriati menyebut, masyarakat perlu mendapatkan edukasi mengenai penyakit TBC, karena masih adanya stigma negatif terhadap penyakit menular ini.
“Oleh karena itu, peran kader kita diperlukan agar bisa memotivasi dan memberikan edukasi yang benar kepada masyarakat mengenai pentingnya untuk melakukan pemeriksaan sejak dini dan melakukan pencegahan penularan penyakit TBC,” ungkapnya.
Masih kata dia, SSR Yabhysa Kabupaten Mojokerto ikut serta mendukung kegiatan penanggulangan TBC dengan melakukan berbagai kegiatan. Diantaranya, penemuan kasus baru, mendampingi pasien selama pengobatan, investigasi kontak ke pasien TBC, penyuluhan ke masyarakat serta kegiatan pertemuan monitoring dan evaluasi bersama Dinkes, Puskesmas dan kader TBC.
“Selain itu, kita juga intens menggelar pertemuan dengan Dinkes, fasilitas layanan kesehatan dan lintas sektor lainnya dalam mendukung implementasi strategi Distric Private Public Mix (DPPM) yang dikembangkan Dinkes,” pungkasnya.
Sekedar informasi, ikut serta dalam konferensi pers tersebut yakni anggota DPRD Kabupaten Mojokerto, Bappeda, Koalisi Organisasi Profesi Indonesia untuk Penanggulangan TBC (KOPI TB), RSI Sakinah dan RSUD Prof. dr. Soekandar Mojosari. ( Roe)