Jawa TimurPolitik

Debat Kedua Pilwali Kota Mojokerto, Paslon Junaedi-Amin Akan Reformasi Program Beasiswa

Debat Kedua,
Paslon nomor urut 2 Junaedi Malik - Chusnun Amin

Mojokerto, LenteraInspiratif.id – Pasangan calon (paslon) Junaedi Malik-Chusnun Amin berencana akan me-reformasi program beasiswa jika terpilih. Hal itu disampaikan dalam debat publik kedua Pemilihan Walikota (Pilwali) 2024 yang berlangsung di Ayola Sunrise Hotel Mojokerto, Kamis (7/11/2024).

 

Dalam segmen 2 debat tersebut, Junaedi diminta memperdalam visi misidengan menjawab pertanyaan yang disiapkan panelis. Adapun pertanyaan dari panelis meminta calon walikota nomor urut 1 itu menyampaikan langkah kongkritnya untuk meningkatkan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) penduduk Kota Mojokerto yang masih berada di angka 9,5 tahun atau setara SMP.

 

Menjawab hal itu, Junaedi beranggapan jika kebijakan pemerintah daerah dalam memajukan pendidikan yang berkualitas dengan program beasiswa hingga ke perguruan tinggi masih belum bisa di terima secara luas oleh masyarakat.

 

“Artinya apa ? kebijakan Pemda dengan prorgram beasiswa masyarakat masih banyak yang tidak punya kesempatan bisa melanjutkan kuliah di perguruan tinggi, karena data statistikyang disampaikan panelis tadi menunjukkan rata-rata lama sekolah masih SMP,” kata Junaedi.

 

 

Menurut Junaedi, ada beberapa faktor yang menjadi hambatan masyarakat untuk bisa mengakses program beasiswa tersebut. Salah satunya, tata cara dan persyaratan pengajuan program beasiswa yang sulit dipenuhi masyarakat. Oleh karenannya, Junaedi akan mereformasi program beasiswa dengan mempermudah tata cara dan persyaratan pengajuan yang simple dan transparan.

 

“Kami akan menciptakan pendidikan yang berkualitas, pendidikan yang gratis baik di tingkat dasar maupun tingkat lanjutan,” tuturnya.

 

Selain itu, Junaedi juga akan menghapus syarat makalah dalam pengajuan beasiswa. Menurutnya, syarat makalah ini menjadi indikasi kurang fair yang dirasakan masyarakat.

 

“Karena makalah yang dianggap kurang baik maka IP berapapun masyarakat tidak bisa menikmati (program beasiswa) sementara yang dianggap makalahnya baik maka lolos, karena itu makalah kita hilangkan, kuota kita perbanyak, dan sosialisasi ke masyarakat akan kami perluas,” pungkasnya. (diy)

Exit mobile version