Mojokerto- sejumlah jalan Kabupaten Mojokerto utara mulai alami kerusakan, mulai kerusakan sedang hingga kerusakan yang bertaraf membahayakan pengendara motor.
Sejak beberapa tahun terakhir kondisi jalan konstruksi beton cor di wilayah utara sungai mulai perempatan Jatikurung, Kecamatan Kemlagi membujur ke timur ke perempatan Jetis, Kecamatan Jetis, banyak yang mengalami kerusakan. Terdapat berupa patahan badan jalan mengakibatkan celah jalan yang menjadi pembatas pada bagian tengah melebar. Tak main – main, celah jalan tersebut bervariasi antara 5-10 cm yang di rasa bisa membahayakan pengendara motor.
Bahkan sejumlah titik terlihat mengalami keretakan cukup signifikan. Seperti terlihat didepan SMK 1 Muhammadiyah, Kemlagi. Patahan tersebut tak ayal membuat badan jalan bergelombang.
Riskannya kondisi jalan, juga terpantau di perempatan Kupang ke arah Les Padangan, Kecamatan Gedeg. Kondisi jalan selebar kurang lebih 6 meter tersebut runyam dan sangat mengkhawatirkan. Patahan pada bagian tengah terlihat melebar disana-sini. Lebarnya patahan tersebut bahkan bisa menelan ban motor sehingga terjadi selip.
Kondisi serupa terjadi di jalan sepanjang kurang lebih 7 km mulai dari perempatan Kupang sampai perempatan Jetis. Celakanya, kondisi lalu lintas disejumlah jalan tersebut terbilang cukup ramai. Setiap hari jalan tersebut dipadati kendaraan bermotor, terutama saat jam sibuk pagi dan sore hari. Tak hanya menghubungkan Surabaya jalan tersebut merupakan jalan protokol menuju kawasan industri di Perning, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, Wringinanom hingga Driyorejo, Kecamatan Gresik.
Sungguh Ironis, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Mojokerto terkesan tutup mata dengan kondisi ini. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang memegang otoritas pembangunan dan pemeliharaan diduga membiarkan kondisi ini.
Dari penelusuran media dilapangan menyebutkan, rekahan badan jalan di daerah Jatikurung tampak sudah berlangsung lama tanpa ada upaya perbaikan. Kalaupun ada upaya pemeliharaan, sifatnya terkesan menggugurkan kewajiban. Rekahan jalan cor tersebut tampak hanya dikucuri aspal cair. Tak pelak, pemeliharaan model ini pun tak mampu membungkam kerusakan jalan.
“Kalau lewat situ harus full konsentrasi, maklum jalannya banyak yang rusak, ” ungkap Djoko Ismono warga Lingkungan Karanglo yang kerap lewat jalanan tersebut, Rabu (4 /12).
Ia menyindir PU terkesan gemar membangun namun lupa merawat.” PU tampaknya hanya senang membangun karena anggarannya besar tapi lupa cara merawatnya. Padahal anggaran pemeliharaan juga tak sedikit. Dikemanakan anggaran tersebut, ” semprotnya.
Ditemui terpisah, Kabid Tata Bangunan dan Prasarana DPUPR Kabupaten Mojokerto, Heri Subekti mengatakan jika pihaknya rutin melakukan pemeliharaan jalan.” Ya rutin,” jawabnya.
Ia mengungkapkan teknis pemeliharaan jalan. Menurutnya, metode pemeliharaan yang ia gunakan adalah menggunakan material sejenis. “Kalau jalannya jalan cor maka yang digunakan untuk menembel adalah cor. Ya diambil bagian yang rusak dan di cor gitu aja,” pungkasnya.
Sayangnya testimoni Heri yang juga Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) tersebut jauh panggang dari api. Karena faktanya, pemeliharaan jalan cor di utara Sungai sama sekali tak menggunakan material semen namun aspal. Itupun aspal cair yang tambak hanya di kucurkan dari atas. (roe)