Sumatera Utara

Refleksi 95 Tahun Sumpah Pemuda EK-LMND HALUT Melakukan Dialog Internal

×

Refleksi 95 Tahun Sumpah Pemuda EK-LMND HALUT Melakukan Dialog Internal

Sebarkan artikel ini

 

 

Lenterainspiratif.id | Tobelo – Eksekutif Kota Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (EK- LMND) Halmahera Utara (HALUT) memperingati Hari Sumpah Pemuda dengan melakukan dialog internal dengan tema “Pemuda Dalam Cengkraman Kapitalisasi Pendidikan”, bertempat di balai kantor desa wari ino, Tobelo, Halmahera Utara. Sabtu (28/10/2023).

 

Dialog internal itu sendiri menghadirkan Departemen Agipro LMND Wilayah MALUT, David Punana, Ketua Kota LMND Halut, Ersnito Kongo, serta Ketua Komisariat Uniera, Levron Lino Govotor sebagai narasumber yang mengisi dialog internal untuk merefleksikan Hari Sumpah Pemuda yang ke-95 Tahun.

 

“Dalam kegiatan dialog internal tersebut LMND Halut mengangkat isu pendidikan menjadi bagian dari tema dialog sebagai respon serius LMND terhadap situasi pendidikan hari ini dan menjadikannya isu pokok, “Hari ini LMND secara nasional menjadikan isu pendidikan sebagai isu sentral bahkan menjadikannya isu pokok,” Jelas ketua kota LMND Halut, Ersnito Kongo, saat di wawancarai.

 

Kata Ersnito, agenda dialog internal dengan upaya mengangkat tema pendidikan dan pemuda dalam merefleksikan hari sumpah pemuda, mengartikan pentingnya pendidikan bagi manusia terlebih khusus pemuda itu sendiri.

 

“Dalam dialog internal ini, kami mencoba untuk mengangkat tema dialog yakni, pemuda dalam cengkraman kapitalisasi pendidikan, itu artinya bahwa, pendidikan merupakan salah satu kebutuhan paling dasar dalam kehidupan manusia khususnya kaum muda,” ucapnya.

 

Ketua Komisariat LMND Uniera, Levron Lino Govotor, berharap lewat dialog refleksi Hari Sumpah Pemuda ini. rekan-rekan sesama pengurus serta seluruh anggota dapat membumikan segala kebijaksanaan ilmu-pengetahuan dimana tanah dipijak.

 

“Pendidikan itu sangat penting dan sangat urgensi untuk kita, jadi selepas dari dialog ini saya berharap, kita bisa mengimplementasikannya ketika kembali ke lingkungan masyarakat kita masing-masing atau ke desa kita.” Ucapnya.

 

“Adanya kesadaran kaum nasionalis indonesia atau masyarakat nusantara kala itu, dikarenakan dengan hadirnya pendidikan di tengah-tengah kehidupan mereka,” lanjutnya melengkapi.

 

Dirinya juga menyampaikan bahwa minimnya pendidikan hari ini dikarenakan kurangnya representasi dari mereka yang berpendidikan.

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *