Lenterainspiratif.id | Jombang – Seorang balita bernama Keysya Calista Aurela yang baru berusia 26 bulan asal Dusun Mojotengah, Desa Mojokambang, Kecamatan Bandarkedungmulyo Jombang diduga meminum obat kedaluwarsa yang didapat dari Puskesmas setempat.
Awalnya pada Selasa (7/6) lalu, anak pertama dari pasangan suami-istri Kiki Niamita Utami dan Yudi Irawan itu awalnya mengeluhkan sakit diare dan dibawa ke Puskesmas Bandarkedungmulyo.
“Sekitar pukul 16.00 WIB, langsung saya bawa ke UGD Puskesmas. Dari situ diperiksa, habis diperiksa terus dikasih obat ini,” ungkap Sutrisno (30) paman korban, Sabtu (11/6/2022).
Lalu saat sampai di rumah tiga obat yang didapatkan dari Puskesmas tersebut diminumkan ke balita pada pukul 17.00 WIB tanpa di cek terlebih dahulu.
“Sore, obat diminumkan ke anaknya selama dua hari. Nggak dilihat karena kami sama keluarga percaya sama puskesmas. Setelah dilihat pada hari Rabu sore, ternyata obatnya kedaluwarsa sejak bulan 5, padahal sudah diminum dua hari,” bebernya.
Setelah minum obat kedaluwarsa tersebut diare yang dialami balita tersebut justru bertambah parah sehingga harus dilarikan ke bidan setempat.
“Tambah parah, nggak bisa ngapa-ngapain. Anaknya lemas, diare terus malahan. Ya, jalan keluarnya diberi minum degan ijo. Terus dibawa ke bidan Bandar. Termasuk dijelaskan ke bidan kalau balita ini habis minum obat kedaluwarsa,” paparnya.
Selanjutnya pada Kamis sekitar pukul 20.00 WIB, Calista dibawa ke UGD RSUD Kertosono untuk mendapatkan perawatan.
“Kondisinya Calista saat ini sudah membaik. Kami minta agar perawat di UGD Puskesmas Bandarkedungmulyo agar meminta maaf ke keluarga,” tukasnya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Bandarkedungmulyo dr Ira Yulianti membenarkan sebelumnya balita bernama Keysya Calista Aurela sempat dibawa ke Puskesmas dengan keluhan sakit diare dan panas.
“Pasien datang kondisinya diare, sudah dua hari dan waktu di bawa ke sini pada sore. Pasien datang dalam keadaan yang masih bagus, sehingga diizinkan dirawat di rumah, tidak rawat inap,” ungkapnya.
Menurut Ira, obat tidak dilakukan pengecekan oleh perawat. Sehingga obat yang seharusnya dimusnahkan karena kedaluwarsa, justru diberikan ke pasien.
“Yang memberikan memang perawat jaga. Seharusnya ada pengecekan, tapi karena stoknya yang atas kosong, sehingga ambil yang dibawa. Yang dibawa ini seharusnya dimusnahkan,” ucapnya. (Dit)