Lenterainspiratif.id | Berita Halteng – PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) menunjukkan dukungannya terhadap kegiatan peduli lingkungan yang dilakukan oleh komunitas di Desa Lelilef Sawai dan Lelilef Waibulen, Weda Tengah, Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng), Provinsi Maluku Utara.
Dukungan tersebut diwujudkan dengan mendanai seluruh kegiatan seperti rehabilitasi terumbu karang dan penanaman kembali mangrove.
Di ketahui, untuk melakukan pelatihan terhadap anggota komunitas, PT IWIP juga menggandeng Fakultas Perikanan dari Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, dengan tujuan untuk mengantisipasi degradasi lingkungan di wilayah tersebut.
“Salah satu antisipasi kita adalah melakukan rehabilitasi pengembalian kembali kondisi terumbu karang dan mangrove. Yang sudah rusak itu akan kita berusaha kembalikan ke kondisi semula,” ujar Supyan, salah satu perwakilan dari Unkhair, saat di terima rilisnya pada Minggu (13/12/2020).
Menurutnya, cara terbaik mengembalikan kondisi tersebut adalah dengan melibatkan masyarakat sekitar, sehingga mereka mampu melakukan penanaman maupun perawatan secara mandiri. Dalam pelatihan yang berlangsung sekitar satu minggu, anggota komunitas mempelajari ihwal jenis-jenis mangrove serta karakteristik habitatnya. Tak hanya itu kata Supyan, materi tentang pembibitan, memilih buah, hingga penanaman juga diajarkan.
Di katakan, untuk Desa Lelilef Sawai dan Lelilef Waibulen, didominasi oleh mangrove jenis Bruguiera dan Rhizophora. Masyarakat Indonesia lebih akrab menyebut jenis pertama sebagai Tancang dan yang kedua dengan nama Bakau. “Jadi Bakau itu bukan nama lain mangrove, itu salah satu jenisnya,” tambahnya.
Sementara salah seorang anggota komunitas yakni Mulyadi Moktar, mengaku antusias mengikuti kegiatan ini. Kendati masih berstatus pelajar, ia mengaku sudah mampu melakukan penanaman serta pengukuran terumbu karang.
“Alhamdulillah sudah bisa menyelam, cangkok, pengukuran, hingga teknik potong coral. Ini bagus karena biar bagaimana kan ini torang (kami) pe (punya) lingkungan. Bikin karang supaya ikan banyak dan untuk melindungi kelestarian alam,” ucapnya.
Terpisah, Environmental Specialist PT IWIP Imei Oktaria mengatakan, pihaknya sudah memulai kegiatan ini sejak tahun lalu, dimulai dengan survey lokasi oleh pihak Unkhair. Ia juga mengaku sudah melakukan sosialisasi terhadap masyarakat maupun pemerintah Halmahera Tengah.
“Jadi tidak hanya kawasan industri saja yang dikenal memiliki dampak lingkungan ke mana-mana, tapi ternyata kawasan industri IWIP juga ingin melestarikan lingkungan,” tegasnya.
Dalam kegiatan ini, lanjut Imei, pihaknya hanya bertindak sebagai sponsor, sebab niatnya adalah ingin membentuk komunitas pecinta lingkungan yang solid dalam menjaga mangrove maupun terumbu karang.
Perlu dj ketahui, Penanaman mangrove oleh komunitas ini dimulai pada Februari 2020. Rencananya pada April akan dilakukan pemantauan, namun karena adanya pandemi COVID-19 maka rencana tersebut dibatalkan. Pemantauan baru bisa dilakukan pada Juli 2020, alhasil kondisi mangrove kala itu terbawa oleh arus, sebab alga yang menumpuk sehingga membuat mangrove rubuh.
Sementara itu, pada Agustus dan September, PT IWIP kembali menanam mangrove dengan jumlah mencapai 500 pohon. Niat itu membuahkan hasil, dua bulan sejak penanaman, kondisi mangrove tumbuh sangat baik dengan tinggi rata-rata 15-20 cm. Selain itu, kelangsungan hidupnya juga sangat tinggi yakni 86 persen. PT IWIP berharap bahwa transplantasi ini tidak hanya berhasil membuat karang baru, tapi juga menciptakan ekosistem anyar baru kehidupan ikan. (Toks).