Mojokerto- Pelaksanaan proyek rehabilitasi saluran air di bawah Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Mojokerto di lingkungan Banjaranyar, Kelurahan Wates, Kecamatan Magersari, membuat warga sekitarnya resah dan terkesan tak bertanggungjawab, lantaran tak kunjung selesai dan diperparah dengan tak adanya papan proyek, serta kabarnya hanya mempunyai waktu masa pelaksanaan hingga tujuh hari kedepan.
Celakanya lagi, material tanah sisa kerukan got dibiarkan menutup separuh jalan yang baru selesai diaspal tersebut. Tak hanya itu, proyek tersebut kini menuai masalah. Pagar rumah Mulyono, warga Banjaranyar Gang 2 sepanjang 10 meter roboh akibat pengerukan saluran air. Pemilik toko pracangan dan alat tulis tersebut akan mengadukan persoalan ini ke Walikota Mojokerto untuk menuntut ganti rugi.
“Saya akan mengadukan masalah ini ke Walikota. Sebab, saya sudah menyampaikan perihal robohnya pagar saya pada Sabtu lalu ke para pekerja proyek, namun saya malah disuruh ke pak RW, ” keluh Mulyono, Rabu (18/12).
Ia berharap pihak berwenang mengganti seluruh kerugian yang ia alami. “Ya saya minta ganti rugilah,” tandasnya.
Kendati jelang tutup tahun, tidak nampak adanya pekerja di lokasi tersebut. Di gang tersebut hanya ada tumpukan sisa kerukan got yang dibiarkan terbengkalai di tengah jalan. Praktis kondisi ini membuat pengendara roda empat tak bisa lewat, kecuali pejalan kaki dan pengendara roda dua.
Sementara ratusan u ditch saluran ini dibiarkan menumpuk didepan SMAN 2. Wartawan pun hanya melihat ada sekitar 13 u ditch saja terpasang di lokasi.
Tak hanya itu, akibat dari pengerukan tersebut warga di jalan tersebut tak bisa beraktivitas normal. Mereka tak bisa keluar atau memasukkan kendaraannya ke dalam rumah. Untuk masuk pekarangannya pun mereka harus loncat saluran air berukuran setengah meter yang dibiarkan tak ada jembatannya tersebut.
Sementara itu, Kepala Bidang Sumber Daya Air DPUPR Kota Mojokerto Margiono tidak berada ditempat ketika dikonfirmasi. Seorang stafnya mengatakan kepalanya lagi istirahat siang. Ia juga tak mengangkat handphonenya ketika di hubungi wartawan.
Terkait dengan masalah tenggang waktu staf tersebut mengatakan bahwa proyek tersebut memang jelang masa deadline. Pihaknya pun bahkan terus mengawal melalui Konsultan Pengawas. “Kalau nggak selesai ya nggak tau lagi,” keluhnya. (roe)