LenteraInspiratif.id | Mojokerto – Puluhan atlet dayung muda di Kabupaten Mojokerto gagal pentas di Porprov Jatim VIII/2023. Sebab, KONI Kabupaten Mojokerto telah menunjuk salah satu club untuk berlaga di pentas olahraga tersebut. Hal ini membuat Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) mempertanyakan kebijakan sepihak KONI tersebut.
PODSI Kabupaten Mojokerto sejatinya telah menyiapkan atlet dayung pilihan untuk diterjunkan dalam kejuaraan Porprov Jatim VIII/2023. Para atlet ini diambil dari siswa di beberapa SMA/SMK se Kabupaten Mojokerto.
Namun saat PODSI mendaftarkan atlet yang mereka seleksi, pihak Koni malah menolak dan sudah mendaftarkan club Jungkwatu untuk mewakili Kabupaten Mojokerto di Porprov Jatim cabor dayung.
“Kami mendaftarkan atlet kami pada 26 Juli kemarin, tapi tidak diterima dan sudah menunjuk Jungkwatu,” ucap Ketua Umum PODSI Kabupaten Mojokerto Ustadzi Ro’is, Kamis (10/8/2023).
Keputusan sepihak KONI sangat disesalkan PODSI selaku organisasi induk cabang olahraga dayung. Ro’is menilai pihak KONI hanya mencari medali emas dan tidak memperdulikan bibit-bibit atlet lokal.
“Dari 55 atlet dayung, kita mendaftarkan 26 untuk Porprov bulan September depan. Semuanya masih remaja asli Mojokerto, siswa SMA. Sementara Jungkwatu ini banyak atlet dari luar,” tuturnya.
Ro’is mengaku telah melakukan upaya agar atlet binaanya bisa pentas dalam Porprov Jatim, termasuk meminta bantuan fasilitasi dengan Komisi IV DPRD. Hanya saja, hearing antara KONI, PODSI dan DPRD berjalan buntu lantaran KONI kekeh hanya menerjunkan club Jungkwatu dalam Porprov 2023.
“Seharusnya bisa ditambah atlet, saya juga mengusulkan siap mendaftarkan sendiri dan hanya meminta surat rekom dari KONI. Tapi dari KONI tidak mau alasannya pendaftaran sudah tutup,” tukasnya.
Disisi lain, Ketua KONI Kabupaten Mojokerto Suher Didiento mengatakan alasan pihaknya tidak menerima atlet dari PODSI lantaran induk olahraga dayung itu terlambat mengirimkan daftar atlet yang bertanding dalam Porprov Jatim.
“Kita membentuk rangkaian seleksi atlet yang ikut Porprov, sementara PODSI terlambat mengirimkan atletnya untuk ikut seleksi tersebut,” tuturnya.
Sementara Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Mojokerto Sopi’i menilai jika permasalahan ini muncul karena adanya miss komunikasi. Ia berharap kedepannya antara PODSI dan KONI bisa bersinergi untuk mencetak atlet terbaik.
“Harusnya KONI menentukan mekanisme sementara pelaksanaannya tetap organisasi induk cabang olahraganya,” ucapnya.
Ia berharap dalam pentas Porprov Jatim VIII/2023 nanti pihak KONI bisa menerjunkan atlet terbaik asli Kabupaten Mojokerto.
“Kalau bisa atlet lokal lah,” pungkasnya. (Diy)