Peristiwa

Alasan Wasit Tak Beri Penalti saat Pemain Kabupaten Mojokerto Dijatuhkan di Kota Terlarang

wasit
Wasit Achmad Romadhon saat memimpin laga Semi Final Porprov VIII Jatim antara Kabupaten Mojokerto melawan Sidoarjo (doc : PSSI Kabupaten Mojokerto)

Wasit Achmad Romadhon saat memimpin laga Semi Final Porprov VIII Jatim antara Kabupaten Mojokerto melawan Sidoarjo (doc : PSSI Kabupaten Mojokerto)

LenteraInspiratif.id | Mojokerto – Keputusan wasit tidak memberi penalti setelah pemain Kabupaten Mojokerto dijatuhkan di kotak terlarang menuai sorotan. Komite Wasit Asprov PSSI Jatim langsung melakukan investigasi pada pertandingan semifinal Porprov VIII Jatim pada, Selasa (12/9/2023) lalu.

 

Setelah mendapatkan surat dari Tim Kabupaten Mojokerto, Komite Wasit Asprov PSSI Jatim langsung bergerak untuk melakukan investigasi. Mereka langsung menelpon wasit untuk dimintai klarifikasi.

 

Kepada anggota komite, wasit Achmad Romadhon mengaku jika dirinya melihat adanya penarikan pemain bertahan Kabupaten Sidoarjo di kotak terlarang. Hanya saja, Romadhon tidak memberikan pelanggaran dalam insiden yang terjadi di menit ke 68 itu.

 

Ia berdalih jika saat itu kondisi di lapangan lebih menguntungkan kesebelasan Kabupaten Mojokerto karena bola meluncur ke gawang Kabupaten Sidoarjo. Sayangnya, sebelum melewati garis gawang, pemain bertahan Kabupaten Sidoarjo berhasil menghalau bola.

 

“Dia (wasit) beranggapan bola akan masuk ke gawang Tim Kabupaten Sidoarjo, tetapi sebelum masuk ke gawang ditendang pemain bertahan,” tulis Sekretaris Asprov PSSI Jatim Djoko Tetuko Abdul Latif dalam surat pemberitahuan hasil pemeriksaan komite wasit yang ditujukan Manager sepak bola Kabupaten Mojokerto, Raja Siahaan.

 

Komite wasit juga melaku konfirmasi terhadap asisten wasit, tapi asisten wasit mengaku tidak melihat secara jelas kejadian di menit ke 68 itu.

 

Berbekal penjelasan itu, Komite Wasit Asprov Jatim melakukan evaluasi dan menyimpulkan jika wasit Achmad Romadhon keliru dalam mengambil keputusan pada pertandingan semifinal antara Kabupaten Mojokerto melawan Kabupaten Sidoarjo itu.

 

Keputusan kontroversial yang dilakukan Achmad Romadhon disesalkan sejumlah pihak, salah satunya pelatih tim sepak bola Kabupaten Mojokerto Teddy Arif Prianto. Ia beranggapan pertandingan yang berlangsung seru ini harus ternodai dengan keputusan wasit yang kontroversial.

 

“Pertandingan yang menarik antara Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Sidoarjo, sayang harus dinodai keputusan wasit yang sangat merugikan,” ucap Teddy Arif kepada LenteraInspiratif.id, Rabu (13/9/2023).

 

Menurut Tedy keputusan yang diambil wasit cenderung merugikan Timnya. Salah satunya, terjadi di menit ke 26 dimana Tim Kabupaten Sidoarjo mendapatkan hadiah penalti setelah pemainnya dijatuhkan pemain bertahan Kabupaten Mojokerto.

 

Dalam kacamata Teddy, wasit seharusnya tidak memberikan penalti karena pelanggaran yang dilakukan Tim Kabupaten Mojokerto masih berada satu meter di luar kotak penalti.

 

“Tadi pelanggarannya masih di luar kotak penalti, kami sempat protes tapi tidak berhasil akhirnya tetap melanjutkan pertandingan,” jelas Teddy.

 

Selain itu, keputusan wasit yang dinilai merugikan tim Kabupaten Mojokerto terjadi di menit ke 68. Saat itu, salah satu pemain Kabupaten Mojokerto dijatuhkan dalam kotak penalti oleh pemain bertahan lawan.

 

 

Menurut Teddy wasit seharusnya mengganjar kartu merah pemain bertahan tim Kabupaten Sidoarjo dan memberikan penalti untuk kubunya.

 

“Posisi pemain kami sudah bebas dan melewati semua pemain lawan termasuk penjaga gawang, sehingga 90 persen gol. Tapi malah ditarik oleh pemain bertahan (tim Sidoarjo). Itu jelas-jelas pelanggaran,” pungkasnya.

 

Dalam pertandingan ini Kabupaten Mojokerto harus mengakui keunggulan Kabupaten Sidoarjo dengan skor tipis 1-0. Hasil ini membuat asa kesebelasan Kabupaten Mojokerto bermain di Final Porprov VIII Jatim pupus. (diy)

Exit mobile version