Lenterainspiratif.id | Mojokerto – Permohonan Hearing Sepertinya diacuhkan oleh DPRD Kabupaten Mojokerto, Pasalnya saat salah satu wali murid untuk meminta kejelasan akan kasus dugaan bisnis jual beli LKS Sekolah Dasar tak ada satupun dewan yang menemui.
Salah satu wali murid, Hadi Purwanto yang mengajukan hearing dengan DPRD mengaku kecewa. Hadi menuding dewan tak serius menanggapi laporannya beberapa waktu lalu terkait salah satu anggota DPRD kabupaten Mojokerto yang diduga memperdagangkan buku penunjang LKS yang tidak sesuai Permendiknas. Padahal, lanjut Hadi laporannya itu sudah 20 hari namun tidak ada respon sama sekali dari wakil rakyat.
“Selaku warga yang hendak mengadu ke dewan sangat kecewa terhadap DPRD kabupaten Mojokerto. Masa rakyatnya mau menyampaikan aspirasinya kok tidak di terima, terus kemana rakyat Mojokerto ingin menyampaikan uneg-unegnya kalau di gedung Dewan ini di tolak,” kritiknya, Kamis (8/7/2021) di gedung DPRD Kabupaten Mojokerto.
Lebih lanjut Hadi Purwanto mengatakan ia selaku wali murid kecewa karena permintaan hearing dengan wakil rakyat tersebut tidak ada kepastian, seakan tidak ada tanggapan sama sekali.
“Padahal jauh hari surat permohonan hearing sudah saya kirim 20 hari yang lalu tapi tidak ada pemberitahuan atau pun balasan, sehingga hari ini kita mendatangi gedung dewan ini,” tuturnya.
Hadi Purwanto menambahkan, bahwa ini adalah perjuangan rakyat yang melawan oknum anggota dewan yang memperdagangkan buku LKS dengan cara yang melanggar aturan. Apalagi anggota dewan tersebut duduk di komisi lV yang membidangi pendidikan.
“Itu sangat ironis sekali, dan kalau permintaan hearing tidak dikabulkan oleh DPRD kabupaten Mojokerto. Kedepan saya akan meminta Audensi ke Bupati Mojokerto, Gubernur Jawa Timur bahkan akan mengadu ke DPR RI di senayan Jakarta,” tegasnya.
Sementara itu Ketua DPRD Kabupaten Mojokerto, Ainy Zuroh ketika dikonfirmasi Via WhatsApp terkait surat permohonan hearing dari Hadi Purwanto, tidak ada tanggapan dari Ketua DPRD kabupaten Mojokerto. ( Roe )