Lenterainspiratif.id | Opini – Isu lingkungan di Indonesia telah lama menjadi sorotan, namun masalah ini tampaknya terus berlarut-larut tanpa solusi yang memadai. Indonesia, dengan kekayaan alam yang melimpah, seharusnya menjadi contoh pengelolaan lingkungan yang baik.
Namun, yang terjadi justru sebaliknya; krisis iklim semakin parah dari tahun ke tahun, mengancam keberlanjutan hidup masyarakat. Bagaimana kita bisa membiarkan keadaan ini terus berlangsung?
Dampak Krisis Iklim yang Mengkhawatirkan
Krisis iklim bukan hanya isapan jempol belaka. Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, mengungkapkan bahwa suhu udara maksimum di Indonesia terus meningkat dengan laju yang mengkhawatirkan.
Misalnya, suhu tertinggi tercatat di Stasiun Geofisika Deli Serdang, Sumatera Utara mencapai 37,3 derajat Celsius pada akhir April 2024. Peningkatan suhu ini bukan hanya angka di termometer, tetapi juga membawa konsekuensi serius bagi kehidupan sehari-hari.
Laporan dari Koaksi Indonesia dan Yayasan Indonesia CERAH juga menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia sangat rentan terhadap dampak krisis iklim, terutama rumah tangga berpenghasilan rendah dan kelompok marjinal yang paling terkena dampaknya. Dampak ekonomi ini mencakup kerugian dalam sektor pertanian, perikanan, dan kesehatan yang semuanya sangat bergantung pada kondisi iklim yang stabil.
Deforestasi dan Kontribusi Manusia terhadap Krisis Iklim
Salah satu penyebab utama krisis iklim adalah deforestasi. Pengundulan hutan untuk kepentingan komersial mengakibatkan berbagai konflik sosial, termasuk kekeringan, banjir, dan longsor. Tragisnya, tindakan ini sering kali dilakukan oleh pengusaha dan investor yang paham betul akan dampaknya, namun tetap melakukannya demi keuntungan pribadi.
Deforestasi tidak hanya mengurangi kemampuan bumi menyerap karbon dioksida, tetapi juga menghancurkan habitat alami yang penting untuk keberlanjutan ekosistem. Selain itu, deforestasi mengakibatkan hilangnya keanekaragaman hayati yang tak ternilai. Setiap pohon yang ditebang membawa dampak domino yang menghancurkan.
Contoh terbaru adalah kasus deforestasi di Gunung Kidul, Yogyakarta, yang melibatkan selebritas dan pengusaha dengan dukungan pejabat daerah. Tindakan ini tidak hanya mengancam lingkungan, tetapi juga kehidupan masyarakat sekitar yang harus menghadapi krisis air bersih, kerusakan karst, serta risiko banjir dan longsor. Masyarakat setempat telah menyuarakan penolakan mereka melalui petisi sebagai bentuk perlawanan terhadap proyek tersebut.
Langkah Menuju Masa Depan yang Berkelanjutan
Untuk mengatasi masalah ini, edukasi mengenai pentingnya keberlanjutan dan gaya hidup ramah lingkungan harus ditingkatkan. Beberapa langkah konkret yang bisa diambil termasuk:
1. Memprioritaskan Kendaraan Umum
Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi untuk menekan polusi udara. Pemerintah perlu memperbaiki dan memperluas jaringan transportasi umum agar lebih nyaman dan mudah diakses oleh masyarakat.
2. Bijak dalam Penggunaan AC
Menggunakan pendingin udara dengan bijak untuk mengurangi konsumsi energi. Penggunaan teknologi ramah lingkungan seperti pendingin udara hemat energi harus didorong.
3. Reboisasi dan Pengawasan Hutan:
Melakukan penanaman kembali di kawasan hutan yang telah ditebang serta pengawasan ketat untuk mencegah deforestasi. Program reboisasi harus menjadi prioritas nasional dengan melibatkan masyarakat setempat dalam upaya ini.
4. Implementasi REDD+:
Mengadopsi program pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan. REDD+ dapat membantu negara-negara berkembang dalam upaya menjaga hutannya dengan memberikan insentif finansial.
Harapan untuk Generasi Mendatang
Setiap warga negara Indonesia berhak untuk hidup dalam lingkungan yang aman dan nyaman. Negara yang baik adalah negara yang mampu memenuhi kebutuhan warganya tanpa mengorbankan peluang bagi generasi mendatang. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita semua untuk mengambil langkah konkret dalam melindungi lingkungan dan memastikan keberlanjutan hidup di Indonesia.
Pendidikan lingkungan harus dimulai sejak dini. Sekolah-sekolah harus mengajarkan anak-anak tentang pentingnya menjaga lingkungan dan bagaimana mereka bisa berkontribusi dalam pelestariannya. Kampanye kesadaran publik yang efektif juga diperlukan untuk menjangkau berbagai lapisan masyarakat.
Peran Pemerintah dan Masyarakat
Pemerintah memiliki peran kunci dalam menangani krisis iklim. Kebijakan yang tegas dan efektif harus diterapkan untuk melindungi lingkungan. Ini termasuk penegakan hukum yang kuat terhadap pelaku deforestasi ilegal dan penghancur lingkungan lainnya.
Selain itu, pemerintah harus mendukung penelitian dan pengembangan teknologi ramah lingkungan yang dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim.
Masyarakat juga memiliki peran penting. Setiap individu dapat berkontribusi melalui tindakan sehari-hari yang ramah lingkungan. Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, menghemat energi, dan mendukung produk-produk berkelanjutan adalah beberapa cara yang bisa dilakukan.
Menghadapi Tantangan Bersama
Mengatasi krisis iklim adalah tanggung jawab bersama. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta sangat penting. Semua pihak harus bekerja sama untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan dan efektif.
Hanya dengan kerja sama yang erat kita dapat mengatasi tantangan besar ini dan memastikan masa depan yang lebih baik untuk generasi mendatang.
Dengan upaya bersama, kita dapat mengurangi dampak krisis iklim dan menjaga keberlanjutan lingkungan untuk generasi yang akan datang. Sudah saatnya kita bertindak nyata demi masa depan yang lebih baik bagi Indonesia. Mari kita jaga bumi kita, untuk kita dan anak cucu kita.
Artikel ini ditulis oleh Inggrid Putri A mahasiswi Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Majapahit.