
BOJONEGORO- Pihak Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, melalui instansi terkait berencana akan membersihkan sejumlah tumbuhan eceng gondok yang berkembang di sungaI Bengawan Solo, tepatnya berada di wilayah sekitar Kecamatan Kalitidu.
Sebab, akibat dari penyeebaran tumbuhan tersebut, membuat banyaknya tanaman yang mengapung tersebut akhir menutup permukaan sungai hingga tak terlihat airnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bojonegoro, Nurul Azizah mengatakan banyaknya tanaman tanaman eceng gondok tersebut sehingga berpengaruh dengan kandungan air yang ada di Sungai Bengawan Solo.
Penumpukan tanaman eceng gondok yang paling parah terlihat di Bendung Gerak, Desa Ringinrejo, Kecamatan Kalitidu, dan Desa Padang, Kecamatan Trucuk. Untuk mengatasi hal itu, pihaknya mengaku akan berkoordinasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) lain.
“Kami akan koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air untuk membersihkan,” ujar Nurul Azizah, saat dikonfirmasi, Sabtu (17/11/2018).
Menurutnya, adanya eceng gondok yang memenuhi sungai, bisa menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan dan manusia. Dampak tersebut diantaranya, meningkatkan transpirasi atau penguapan dan hilangnya air melalui daun-daun tanaman.
“Karena daun-daunnya yang lebar dan serta pertumbuhannya yang cepat,” imbuh mantan Camat Kalitidu ini.
Pengaruh lainnya, menurut Nurul, adalah menurunnya jumlah cahaya yang masuk kedalam perairan sehingga menyebabkan tingkat kelarutan oksigen dalam air menurun. Sementara, tumbuhan eceng gondok yang sudah mati akan turun ke dasar perairan sehingga mempercepat pendangkalan.
“Bisa meningkatnya habitat bagi vektor penyakit pada manusia, serta menurunkan nilai estetika lingkungan perairan,” kata Nurul.
Penumpukan eceng gondok juga menyebabkan banyak ikan yang mati. Selain itu, warna air Bengawan Solo yang berada di hilir berubah warna menjadi kecoklat-coklatan.
“Banyak yang mati ikannya,” ujar Nurfarid, salah seorang warga Kanor, Kabupaten Bojonegoro. (aziz/rth)






