
Mojokerto – Beralihnya pengunaan pempers sebagai pengganti celana bayi. Apa jadinya bila popok dibuang tidak pada tempatnya melainkan di trotoar jembatan jalan raya brangkal mojokerto yang di rasa mengganggu bagi pejalan kaki pengguna trotoar.
Kasiati (45) warga desa brangkal mengatakan bahwa sampah berupa sampah pempers yang berserakan trotoar jembatan jalan raya brangkal terjadi semenjak seminggu yang lalu banyak warga yang bukan warga brangkal sengaja membuang sampah pempers di trotoar tersebut dan sampah itu menyebabkan bau yang sangat tidak enak dan menjijikkan.

” Tumpukan sampah yang ada dipinggiran sungai ini sudah dibersihkan beberapa kali oleh personil TNI namun masih banyak juga yang sengaja membuang disitu, dan saat pembersihan sampah juga sudah dipasang spanduk atau benner tentang larangan pembuangan sampah namun sepanduk atau benner tersebut di copot oleh oknum yang tidak bertanggung jawab dan akibatnya sampah menumpuk disini lagi. Oknum pembuang sampah sekali lagi bukan warga brangkal melainkan Ada oknum dari luar desa yang sengaja mebuang sampah disitu dan pembuangannya diperkirakan sekitar jam 2/3 malam saat pergi ke pasar, karena warga brangkal sudah disiapkan gerobak pengangkut sampah yang setiap hari diangkut langsung dibawa ke TPS kota mojokerto dan setiap KK dikenakan iuran 15000 perbulanya” tegas kepala desa brangkal H. Sadi saat di temui wartawan lenterainspiratif.com Rabu 13/02/2019.
Sementara itu, penanggulangan pembuangan sampah di pinggiran sungai kepala desa H. Sadi menyampaikan bahwa nantinya anggaran dana desa tahun 2019 turun akan dibangun tembok setinggi kurang lebih 3-4 meter agar warga sulit untuk membuang sampah ditempat itu dan menyediakan pengawas untuk mencari tau siapa oknum pembuang sampah disitu, dan nantinya apabila ketahuan oknum tersebut harus membersihkan semua sampah yang ada ditempat tersebut sampai bersih. tutup H. Sadi. (Anis/lailatul)






