NTB – Pascagempa yang terjadi di Nusa Tenggara Barat (NTB) beberapa waktu lalu, kini berdampak pada masyarakat, khususnya krisis air bersih yang dirasakannya. Seperti yang dirasakan oleh warga Desa Senaru, Lombok Utara, NTB. Warga mengalami krisis air bersih disebabkan oleh rusaknya saluran pipa yang mengaliri air bersih.
“Kami merasakan langsung dari dampak bencana gempa bumi yang terjadi pada 29 Juli lalu. Sehingga, warga kami mengalami krisis air bersih sampai saat ini, “beber Umaidi, Kepala Dusun Kebaloan, Desa Senaru, Lombok Utara, (15/09/2018).
Warga Dusun Kebaloan yang berjumlah 117 keluarga, dengan 385 jiwa, dan memiliki dua RT, harus memenuhi kebutuhan air bersih dengan cara membeli. Karena jatah untuk tiap keluarga hanya dua jerigen air bersih dengan ukuran 60liter. Itupun hanya bisa digunakan untuk kebutuhan minum air, memasak dan mencuci peralatan dapur. Sedangkan untuk kebutuhan mandi, warga harus mencari di tempat lain, yakni di Desa Sukadana dan Bayan.
“Selama ini kami harus membeli air dengan harga Rp. 350ribu per 4ribu liter air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Selain itu, warga juga mendapatkan bantuan air bersih dari TNI dan relawan. Tetapi, itupun hanya seminggu sekali, “tegasnya.
Umaidi menambahkan, pasokan air bersih ke Dusun Kebaloan Bawah sebelumnya bersumber dari pipa aliran air PDAM. Akan tetapi, sejak awal bencana gempa melanda Dusun itu, pipa airnya terputus dan mengalami kerusakan parah. Sebab, titik jalur yang dilalui pipa air terkena longsoran tanah pada saat bencana gempa melanda.
“Belum bisa diperbaiki karena kerusakannya fatal. Dan itupun, menurut informasi yang menangani dari pemerintah pusat, karena pemerintah daerah sudah tidak sanggup, “pungkasnya. (wan)