lenterainspiratif.com | Kuliner Mojokerto – Onde onde memang dikenal sebagai oleh oleh khas kuliner bumi majapahit, kini ada inovasi baru di Olivia Bakery Mojokerto yaitu Onde-onde oven. Onde-onde, kue khas Kota Mojokerto ini sengaja dipilih sebagai produk baru dengan enam varian rasa menjadi pilihan tepat sebagai oleh-oleh karena rendah gula sehingga cocok untuk penderita diabetes.
“Di bakery lain di Mojokerto tidak ada variasi onde-onde oven biasanya hanya onde-onde goreng. Kalau onde-onde goreng, kalau kita beli pagi. Sore udah keras, kalau ini beda sih. Kalau tambah lama tambah empuk. Di luar saja bisa tahan tiga hari, kalau rasa biasanya kita tahu kacang ijo saja tapi disini banyak rasa,” ungkap salah satu customer, Sherly, Rabu (25/11).
Masih kata warga Kota Mojokerto, namun onde-onde oven di Olivia Bakery memiliki enam varian rasa. Menurutnya, ia sudah mencoba onde-onde oven beberapa kali dan memang cukup disarankan di Olivia Bakery. Ia mengaku sudah puluhan tahun menajdi customer Olivia Bakery dan produk Olivia Bakery cocok buat oleh-oleh.
“Kalau buat oleh-oleh bagus dari segi kemasan juga, di makan sendiri juga enak. Mojokerto kan terkenalnya onde-onde nya jadi kalau dibuat oleh-oleh cocok onde-onde oven ini. Harganya sendiri sesuai dengan kwalitas dan rasanya, rasanya premium dan harganya terjangkau,” urainya.
Owner Olivia Bakery, Fery Gunawan mengatakan, Onde-onde oven yang dilaunching sejak bulan Maret 2020 memiliki enam varian rasa. Yakni original, banana, hazelnut, durian, cheese velvet dan choco crispy. “Kita launching bulan Maret lalu dan ada pandemi corona,” katanya.
Jika onde-onde biasanya digoreng namun Olivia Bakery ingin menciptakan kue khas Kota Mojokerto menjadi sesuatu yang baru yakni dengan proses di oven. Ini karena, Olivia Bakery ingin menciptakan produk baru yakni onde-onde bebas minyak dengan harapan produk baru tersebut mengarah ke produk yang sehat.
“Kalau onde-onde goreng kan memang prosesnya digoreng, kalau kita memang bebas minyak dan memang kita maunya mengarah ke healthy produk. Jadi memang kita berusaha untuk mengambil icon Mojokerto dan tepatnya pasti onde-onde. Proses pembuatan onde-onde oven ini, kalau dari awal perkiraan kurang lebih 1 jam,” jelasnya.
Yakni mulai persiapan sampai pengadukan dan proses terakhir yakni pengovenan kurang lebih 20 menit. Sehingga dalam waktu satu jam onde-onde oven sudah siap. Menurutnya, selama pandemi Covid-19 terjadi penurunan jumlah pelanggan yang datang. Bahkan mencapai 50 persen.
“Tapi sekarang mulai agak meningkat dan untuk diri sendiri mulai banyak dikenal masyarakat karena memang kita belum launching yang grand launching sih jadi kita baru soft launching dan memang semoga ini bisa diterima masyarakat. Onde-onde oven ini yang kita tonjokan health,” tuturnya.
Pemilihan proses oven, lanjut Gunawan, karena onde-onde yang merupakan kue khas Kota Mojokerto dengan digoreng banyak ditemui dimana-mana sehingga dipilih oven. Jika pelanggan tidak ingin makan onde-onde yang berminyak, tegas Gunawan, jadi pilihannya onde-onde oven Olivia Bakery.
“Kalau harganya memang kita bervariasi dari Rp50 ribu sampai Rp60 ribu dengan varian enam rasa isi paket 10 buah. Namun customer juga bisa mencoba enam varian dari kita. Untuk onde-onde oven sendiri karena kita tidak memakai pengawet, kita menyarankan customer kurang lebih dua sampai tiga hari,” ujarnya.
Gunawan menambahkan, jika dibawa keluar kota dengan jangkauan jarak jauh maka disarankan jika sudah sampai bisa masuk lemari pendingin. Jika masuk lemari pendingin maka bisa tahan enam sampai tujuh hari, namun disarankan saat penyajian agar dikukus untuk menghasilkan tekstur yang kenyal.
“Selain kita tidak digoreng, keunikan onde-onde oven ini dari segi gula lebih low sehingga untuk penderita diabetes lebih mana. Tapi tidak disarankan konsumsi yang terlalu banyak. Onde-onde oven ini hanya ada di Olivia Bakery Mojokerto karena di Olivia Bakery di kota lain memiliki produk khas masing-masing,” pungkasnya. (roe)