Gaya Hidup

Mual dan Pusing Saat Mandi? Bisa Jadi Gara-gara Ini

 

Lenterainspiratif.id | Gaya Hidup – Banyak orang mengalami pusing dan mual saat mandi. Ternyata, fenomena ini tidak seaneh atau mengkhawatirkan seperti yang dibayangkan.

Melansir Livestrong, berikut beberapa penjelasan lebih lanjut seputar alasan munculnya pusing dan mual saat mandi dan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.

1. Kepanasan

Berdiri di bawah pancuran air panas dan beruap menyebabkan suhu tubuh meningkat. Sebagai respons, tubuh bekerja untuk menjaga suhu tubuh tetap teratur, menyebabkan pembuluh darah melebar dan detak jantung melambat.

Menurut Finkielstein, hal ini dapat menyebabkan tekanan darah menurun, sehingga membuat Anda merasa pusing hingga kehilangan kesadaran.

Supaya tubuh tidak kepanasan, jaga agar air tidak terlalu hangat dengan mandi sedikit lebih dingin atau lebih singkat. Finkielstein menyarankan untuk membiarkan jendela atau pintu kamar mandi terbuka untuk membiarkan udara dingin masuk.

2. Berdiri terlalu lama

Berdiri dalam waktu yang lama, terutama pada suhu yang hangat, dapat memicu sinkop vasovagal, reaksi tidak berbahaya yang ditandai dengan penurunan detak jantung dan tekanan darah secara tiba-tiba yang dapat terjadi saat tubuh mengalami stres.

Finkielstein menjelaskan berdiri dalam waktu lama menyebabkan darah menumpuk di tungkai dan kaki, yang untuk sementara waktu mengurangi aliran darah ke otak Anda. Hal ini dapat membuat seseorang mual, sakit kepala, hingga mengalami penglihatan kabur atau berbayang.

Sinkop vasovagal sendiri tidak berbahaya atau tanda bahwa seseorang memiliki masalah kesehatan. Namun, menurut Mayo Clinic, hal ini dapat membuat seseorang pingsan, sehingga menyebabkan cedera saat mandi.

3. Gula darah rendah

Gula darah rendah adalah kondisi ketika kadar gula, atau glukosa, dalam darah turun di bawah kisaran yang sehat.

Kondisi ini dapat terjadi di mana saja, tidak hanya di kamar mandi. Selain merasa lemas atau pusing, penderitanya mungkin merasa berkeringat atau berkeringat, gemetar, atau jantung berdebar-debar.

Penderita diabetes, baik tipe 1 maupun 2, lebih mungkin mengalami gejala gula darah rendah ketika kadar glukosa darah mereka turun di bawah 70 mg/dL. Namun perlu dicatat bahwa kondisi ini dapat menyerang siapa saja, terutama jika mereka sudah beberapa jam tidak makan. (Bal)

Exit mobile version